Halaman

    Social Items

lenteraislam.com

Bismillah...


Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah ditanya, “Apa hukum mengucapkan selamat hari raya?
Lalu adakah ucapan tertentu kala itu?”

Beliau rahimahullah menjawab :
“Ucapan selamat ketika hari raya ‘ied dibolehkan. Tidak ada ucapan tertentu saat itu. Apa yang biasa diucapkan manusia dibolehkan selama di dalamnya tidak mengandung kesalahan (dosa).”

Karena orang-orang tidaklah menjadikannya sebagai ibadah dan bentuk pendekatan diri pada Allah.  Ini hanyalah dilakukan dalam rangka ‘adat (kebiasaan), memuliakan dan penghormatan. Selama itu hanyalah adat (kebiasaan) yang tidak ada dalil yang melarangnya, maka itu asalnya boleh. 

Sebagaimana para ulama katakan, ‘Hukum asal segala sesuatu adalah boleh. Sedangkan ibadah itu terlarang dilakukan kecuali jika sudah ada petunjuk dari Allah dan Rasul-Nya’.

Dari penjelasan di atas, berarti ucapan selamat hari raya itu bebas, bisa dengan ucapan “Selamat Hari Raya”, “Taqobbalallahu minna wa minkum” dan lainnya. Ucapan “Taqobbalallahu minna wa minkum” pun tidak dikhususkan saat Idul Fithri, ketika Idul Adha dianjurkan ucapan semacam ini sebagaimana kita dapat melihat dalam penjelasan berbagai riwayat di atas.(mengutip tulisan Muhammad Abduh Tuasikal).

Adapun bersikap seperti Imam Ahmad tidak mendahului ucapan selamat hari raya kecuali hanya untuk menjawab saja, ataupun dengan ucapan yang tidak di mengerti kebanyakan orang bukankah akhirnya membikin suasana menjadi nyentrik karena beda dengan kebanyakan orang dan ingat ini bukanlah dalam rangka ibadah, kalaupun ingin dianggap sebagai pembelajaran mungkin kita harus bersabar pada kesempatan yang lain untuk berdakwah agar lebih fokus. 

Allah Maha mengetahui isi hati hambanya. Ibadah fardhu adalah syiar, ibadah sunnah lebih utama disembunyikan, idul fitri adalah harinya umat islam bergembira dan akan tiba waktunya kembali ke majlis ta'lim bertholibul ilmi.

Wallahu a'lam ....

LURUSKAN NIAT KARENA IBLIS AHLI MENGGODA PARA THOLIBUL ILMI

lenteraislam.com

Bismillah...


Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah ditanya, “Apa hukum mengucapkan selamat hari raya?
Lalu adakah ucapan tertentu kala itu?”

Beliau rahimahullah menjawab :
“Ucapan selamat ketika hari raya ‘ied dibolehkan. Tidak ada ucapan tertentu saat itu. Apa yang biasa diucapkan manusia dibolehkan selama di dalamnya tidak mengandung kesalahan (dosa).”

Karena orang-orang tidaklah menjadikannya sebagai ibadah dan bentuk pendekatan diri pada Allah.  Ini hanyalah dilakukan dalam rangka ‘adat (kebiasaan), memuliakan dan penghormatan. Selama itu hanyalah adat (kebiasaan) yang tidak ada dalil yang melarangnya, maka itu asalnya boleh. 

Sebagaimana para ulama katakan, ‘Hukum asal segala sesuatu adalah boleh. Sedangkan ibadah itu terlarang dilakukan kecuali jika sudah ada petunjuk dari Allah dan Rasul-Nya’.

Dari penjelasan di atas, berarti ucapan selamat hari raya itu bebas, bisa dengan ucapan “Selamat Hari Raya”, “Taqobbalallahu minna wa minkum” dan lainnya. Ucapan “Taqobbalallahu minna wa minkum” pun tidak dikhususkan saat Idul Fithri, ketika Idul Adha dianjurkan ucapan semacam ini sebagaimana kita dapat melihat dalam penjelasan berbagai riwayat di atas.(mengutip tulisan Muhammad Abduh Tuasikal).

Adapun bersikap seperti Imam Ahmad tidak mendahului ucapan selamat hari raya kecuali hanya untuk menjawab saja, ataupun dengan ucapan yang tidak di mengerti kebanyakan orang bukankah akhirnya membikin suasana menjadi nyentrik karena beda dengan kebanyakan orang dan ingat ini bukanlah dalam rangka ibadah, kalaupun ingin dianggap sebagai pembelajaran mungkin kita harus bersabar pada kesempatan yang lain untuk berdakwah agar lebih fokus. 

Allah Maha mengetahui isi hati hambanya. Ibadah fardhu adalah syiar, ibadah sunnah lebih utama disembunyikan, idul fitri adalah harinya umat islam bergembira dan akan tiba waktunya kembali ke majlis ta'lim bertholibul ilmi.

Wallahu a'lam ....
Load Comments

Subscribe Our Newsletter