Halaman

    Social Items

khusu'



بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

   

SHOLAT KHUSU'-- Shalat adalah rukun Islam yang kedua. Shalat adalah rukun yang paling ditekankan setelah dua kalimat syahadat. Shalat adalah sarana komunikasi antara seorang hamba dengan Rabbnya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَاصَلَّى يُنَاجِيْ رَبَّهُ
Sesungguhnya apabila salah seorang diantara menunaikan shalat, maka dia sedang bermunajat (berbisik) kepada Rabbnya (HR. Al-Bukhâri) 
Allah berfirman berkaitan dengan sholat adalah sebagai berikut:
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.(QS  Al-Baqarah: 45)

Sufyan as Tsauriy berkata : 
"Aku bertanya kepada al A’masy tentang khusyu’, beliau menjawab :”Engkau ingin menjadi imam bagi umat sedangkan engkau tidak mengetahui apa itu khusyu’”. Kemudian aku bertanya kepada Ibrahim an Nakh’I tentang khusyu’, beliau berkata :”engkau ingin menjadi imam bagi umat sedangkan engkau tidak mengetahui apa itu khusyu’. Khusyu’ itu bukanlah merendahkan diri dengan memakan makanan yang tidak baik ataupun memakai pakaian kasar dan menundukkan kepala. Melainkan jika kamu memandang seorang bangsawan dan rakyat biasa itu sama dalam hak (tidak membedakan status seseorang), dan kamu tunduk kepada Alloh setiap kali kamu melakukan kewajiban yang diberikannya kepadamu”.

Umar bin Khottob ketika melihat seorang pemuda yang menundukkan kepalanya, beliau berkata :
“apa yang terjadi? Angkatlah kepalamu, sesungguhnya menundukkan kepalamu seperti itu tidak akan menambah apapun yang ada di dalam hati”. 

Ali bin Abi Tholib berkata : 
“khusyu’ itu ada di dalam hati. Hendaklah kamu bersikap lemah lembut secukupnya kepada seorang muslim dan hendaklah kamu memperhatikan sholatmu”. 
Pengertian ini juga terdapat dalam surah al Mukminun ayat 2. Barangsiapa yang tunduk kepada seseorang sedangkan hatinya tidak, maka jelaslah ia seorang penipu.


Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa’di berkata: 
“Khusyu’ dalam sholat adalah hadirnya hati (seorang hamba) di hadapan Alloh Ta’ala dengan merasakan kedekatan-Nya, sehingga hatinya merasa tentram dan jiwanya merasa tenang, (sehingga) semua gerakan (angota badannya) menjadi tenang, tidak berpaling (kepada urusan lain), dan bersikap santun di hadapan Alloh, dengan menghayati semua ucapan dan perbuatan yang dilakukannya dalam sholat, dari awal sampai akhir. Maka dengan ini akan sirna bisikan-bisikan (Setan) dan pikiran-pikiran yang buruk. Inilah ruh dan tujuan sholat."

Sahal bin Abdulah berkata : 
“seseorang itu tidak disebut rendah diri hingga tunduk setiap helai rambut yang ada di tubuhnya”. Al Kurtubi berkata : “inilah khusyu’ yang terbaik karena ketakutan didalam hati mengharuskan untuk tunduk secara nyata. Orang yang khusyu’ itu tidak memiliki kelemahan melainkan ia terlihat sebagai seorang pemikir yang terpelajar lagi rendah diri. Orang-orang khusyu’ dalam ayat ini adalah orang yang beriman. [Tafsir al Kurtubi]

Hal ini berdasarkan wasiat Rosululloh shollallahu ‘alaihi wa sallam: 
“Apabila engkau sholat maka sholatlah seperti orang yang hendak berpisah (mati)”.(HR. Ahmad V/412, Shahihul Jami’, no. 742)

SHOLAT KHUSU'

khusu'



بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

   

SHOLAT KHUSU'-- Shalat adalah rukun Islam yang kedua. Shalat adalah rukun yang paling ditekankan setelah dua kalimat syahadat. Shalat adalah sarana komunikasi antara seorang hamba dengan Rabbnya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَاصَلَّى يُنَاجِيْ رَبَّهُ
Sesungguhnya apabila salah seorang diantara menunaikan shalat, maka dia sedang bermunajat (berbisik) kepada Rabbnya (HR. Al-Bukhâri) 
Allah berfirman berkaitan dengan sholat adalah sebagai berikut:
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.(QS  Al-Baqarah: 45)

Sufyan as Tsauriy berkata : 
"Aku bertanya kepada al A’masy tentang khusyu’, beliau menjawab :”Engkau ingin menjadi imam bagi umat sedangkan engkau tidak mengetahui apa itu khusyu’”. Kemudian aku bertanya kepada Ibrahim an Nakh’I tentang khusyu’, beliau berkata :”engkau ingin menjadi imam bagi umat sedangkan engkau tidak mengetahui apa itu khusyu’. Khusyu’ itu bukanlah merendahkan diri dengan memakan makanan yang tidak baik ataupun memakai pakaian kasar dan menundukkan kepala. Melainkan jika kamu memandang seorang bangsawan dan rakyat biasa itu sama dalam hak (tidak membedakan status seseorang), dan kamu tunduk kepada Alloh setiap kali kamu melakukan kewajiban yang diberikannya kepadamu”.

Umar bin Khottob ketika melihat seorang pemuda yang menundukkan kepalanya, beliau berkata :
“apa yang terjadi? Angkatlah kepalamu, sesungguhnya menundukkan kepalamu seperti itu tidak akan menambah apapun yang ada di dalam hati”. 

Ali bin Abi Tholib berkata : 
“khusyu’ itu ada di dalam hati. Hendaklah kamu bersikap lemah lembut secukupnya kepada seorang muslim dan hendaklah kamu memperhatikan sholatmu”. 
Pengertian ini juga terdapat dalam surah al Mukminun ayat 2. Barangsiapa yang tunduk kepada seseorang sedangkan hatinya tidak, maka jelaslah ia seorang penipu.


Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa’di berkata: 
“Khusyu’ dalam sholat adalah hadirnya hati (seorang hamba) di hadapan Alloh Ta’ala dengan merasakan kedekatan-Nya, sehingga hatinya merasa tentram dan jiwanya merasa tenang, (sehingga) semua gerakan (angota badannya) menjadi tenang, tidak berpaling (kepada urusan lain), dan bersikap santun di hadapan Alloh, dengan menghayati semua ucapan dan perbuatan yang dilakukannya dalam sholat, dari awal sampai akhir. Maka dengan ini akan sirna bisikan-bisikan (Setan) dan pikiran-pikiran yang buruk. Inilah ruh dan tujuan sholat."

Sahal bin Abdulah berkata : 
“seseorang itu tidak disebut rendah diri hingga tunduk setiap helai rambut yang ada di tubuhnya”. Al Kurtubi berkata : “inilah khusyu’ yang terbaik karena ketakutan didalam hati mengharuskan untuk tunduk secara nyata. Orang yang khusyu’ itu tidak memiliki kelemahan melainkan ia terlihat sebagai seorang pemikir yang terpelajar lagi rendah diri. Orang-orang khusyu’ dalam ayat ini adalah orang yang beriman. [Tafsir al Kurtubi]

Hal ini berdasarkan wasiat Rosululloh shollallahu ‘alaihi wa sallam: 
“Apabila engkau sholat maka sholatlah seperti orang yang hendak berpisah (mati)”.(HR. Ahmad V/412, Shahihul Jami’, no. 742)
Load Comments

Subscribe Our Newsletter