Halaman

    Social Items

LenteraIslam.com


بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم 


TUJUAN, PEDOMAN DAN METODE HIDUP--Dalam hidup kita dianjurkan untuk memiliki tujuan hidup yang jelas, pedoman hidup dan metode hidup yang sesuai syariat agama.Mengapa sebagai muslim kita dianjurkan untuk memiliki ketiganya? Artikel dibawah ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan mengapa kita dianjurkan untuk memiliki tujuan, pedoman dan metode hidup sesuai syariat Islam.

1.TUJUAN HIDUP
Dalam hidup kita pasti memiliki tujuan hidup, entah itu tujuan yang bersifat positif. Dalam menjalani hidup kita pasti mempunyai beberapa rencana yang kita punya untuk mewujudkan apa tujuan hidup kita. Jika kita tidak punya tujuan hidup, lebih baik kita tidak usah ada di dunia ini.
Dalam hal ini Allah berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ


Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.
(QS. Adz-Dzariyaat : 56)

Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai manusia, sembahlah Robb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa. ( QS. Al-Baqarah: 21)

Allah berfirman :
أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى
Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa dimintai pertanggungjawaban). (QS. Al-Qiyamah: 36)


Manusia adalah pemimpin dimana manusia bertanggung jawab menjaga keberlangsungan hidupnya dan alam sekitarnya. Sebagai makhluk yang dikaruniai akal maka manusia memiliki kewajiban untuk mengelola sumber daya alam dan menjaga kelestariannya. Tidak hanya itu, manusia juga berkewajiban untuk menjaga dirinya sendiri dari perilaku yang tidak baik karena setiap perlakuan atau perbuatan manusia di dunia kelak akan dimintai pertanggung jawabannya. 
Firman Allah SWT:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.(QS Al Baqarah :30)

Selain itu, manusia juga wajib menuntut ilmu dan meneruskannya pada generasi selanjutnya agar ajaran islam tetap terjaga hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan menurut islam yang menyebutkan bahwa ilmu pendidikan islam bukan hanya ilmu yang diajarkan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT akan tetapi juga untuk menuntun perilaku manusia dan menunjukkan perbuatan amar ma’ruf nahi mungkar. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah surat Al imran ayat 104 yang bunyinya

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.“(QS Al Imran : 104)
2.PEDOMAN HIDUP
Pedoman hidup setiap muslim adalah Al Quran dan Sunnah Nabi. Al Quran sebagai pedoman hidup untuk mengatur semua yang berkaitan dengan perbuatan manusia di dunia. Dengan menjadikan Al Quran dan Sunnah sebagai pedoman kehidupan akan menghasilkan kesejahteraan, akhlak mulia dan peradaban bagi manusia. Hal tersebut mengharuskan seseorang untuk mengambil dan melaksanakan ketentuan-ketentuan dan syariah Islam. Berbagai interaksi yang dilakukan manusia, baik interaksi manusia dengan Tuhannya, dengan dirinya sendiri, ataupun dengan sesamanya.
Allah SWT telah menentukan dan mewajibkan kaum Muslim untuk menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai pedoman dan pegangan hidup mereka. Siapapun yang berpegang teguh pada al-Quran dan as-Sunnah tidak akan tersesat. 

Nabi SAW bersabda :

إِنِّي تَارِكٌ فِيكُمْ ثَقَلَيْنِ أَوَّلُهُمَا كِتَابُ اللَّهِ فِيهِ الْهُدَى وَالنُّورُ فَخُذُوا بِكِتَابِ اللَّهِ وَتَمَسَّكُوا بِهِ … ثُمَّ قَالَ وَأَهْلُ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي
“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara. Yang pertama, yaitu Kitabullah. Di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya. Maka terimalah Kitab Allah ini, dan berpegang teguhlah dengannya … kemudian beliau  mengatakan : “Dan keluargaku, aku ingatkan kalian kepada Allah (agar hati-hati) dalam urusan keluargaku, aku ingatkan kalian kepada Allah (agar hati-hati) dalam urusan keluargaku, aku ingatkan kalian kepada Allah (agar berhati-hati) dalam urusan keluargaku"

Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنِّي تَارِكٌ فِيكُمْ مَا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ إِنْ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ كِتَابُ اللَّهِ وَسُنَّتِي
“Aku tinggalkan kepada kalian sesuatu. Kalian tidak akan tersesat, selama kalian berpegang teguh dengannya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku”.

Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian, yaitu orang yang mempelajari al Qur`an lalu mengajarkannya"
Menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai pedoman dan pegangan hidup dengan jalan: Pertama, menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai rujukan. Kedua, menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai standar (tolok ukur). Ketiga, memberlakukan semua hukum yang terkandung di dalam al-Quran dan as-Sunnah.

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ
“Jika kalian melewati taman-taman surga, maka lahaplah (nikmatilah) apa yang ada di dalamnya”. Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam ditanya : “Wahai Rasulullah, apa itu taman-taman surga?” Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Halaqah-halaqah dzikir.”
Para ulama menjelaskan, halaqah-halaqah dzikir, maksudnya adalah majelis-majelis tempat al Qur'an dan hadits-hadits Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam dibacakan, tempat menjelaskan yang dihalalkan oleh Allah kepada para hamba, dan apa yang diharamkan atas mereka, serta hal yang terkait dengannya, seperti rincian-rincian hukum syari’ah, penjelasan macam-macamnya, dan segala hal yang berkait.
Maka manfaatkanlah waktu untuk menghadiri majelis dzikir, agungkanlah Al Qur`an dan hadits, amalkan apa yang engkau pahami dari keduanya, bertanyalah tentang sesuatu yang susah engkau pahami, sehingga engkau bisa mengetahui al haq dengan dalil, sehingga engkau dapat mengamalkannya; dan kalian bisa mengetahui yang bathil berdasarkan dalil, sehingga kalian bisa menghindarinya. Dengan demikian, kalian termasuk orang yang faqih (paham) tentang agama.


3. METODE HIDUP

Dalam Islam kita diwajibkan mengikuti Rasulullah SAW dan para Sahabat Nabi . Hal ini sesuai firman Allah

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Alloh dan Alloh menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (QS At-Taubah:100)

Dalam menjalankan metode hidup ada tiga hal yang harus kita penuhi, diantaranya adalah: harus ada perintah dari Allah dan rasulnya, harus ikhlas, dan terus-menerus belajar sampai mati.

A. Harus ada perintah dari Allah dan RasulNya.
Nabi SAW  bersabda :
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada perintah dari kami, maka perbuatan itu tertolak"(HR Muslim)

B. Harus Ikhlas karena Allah :

Fudhoil bin Iyadh –rahimahullah- berkata:

إن العمل إذا كان خالصا ولم يكن صوابا لم يقبل ، وإذا كان صوابا ولم يكن خالصا لم يقبل ، ولا يقبل حتى يكون خالصا صوابا ، والخالص إذا كان لله ، والصواب إذا كان على السنة.
“Jika amal ibadah ikhlas tetapi tidak sesuai tuntunan, maka tidak diterima. Dan jika sesuai tuntunan tetapi tidak ikhlas, maka tidak diterima pula. Suatu amal tidak diterima kecuali ikhlas dan benar. Ikhlas bilamana dilakukan karena Allah, dan benar bilamana dilakukan sesuai sunnah Nabi”.
Jadi, hakikat amal ikhlas ialah manakala seseorang memurnikan amal ibadahnya untuk Allah semata. 
Firman Alloh:
فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ 
“Maka beribadahlah kepada Allah dengan memurnikan agama untukNya" (QS. Az-Zumar: 2).


C. TERUS BELAJAR SAMPAI MATI.
Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah pernah ditanya: “Menuntut ilmu yang lebih kamu sukai ataukah beramal?”. Beliau menjawab: “Sesungguhnya ilmu itu dimaksudkan untuk beramal, maka jangan tinggalkan menuntut ilmu dengan dalih untuk beramal, dan jangan tinggalkan amal dengan dalih untuk menuntut ilmu.” (Lihat Tsamratu al-’Ilmi al-’Amal, hal. 44-45).

Abu Ja’far Ath-Thobari rahimahullah menjelang wafatnya berkata: “Sepantasnya bagi seorang hamba agar tidak meninggalkan (kewajiban) menuntut ilmu agama sampai ia mati.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyqo juz.52 hal.199. Lihat pula Al-Jaliisu Ash-Shoolih karya Al-Mu’afi bin Zakariya III/222)

Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah selalu membawa Pena dan Tinta (untuk mencatat hadits dan ilmu pengetahuan yang penting) meskipun Beliau telah lanjut usia. Maka Ada seseorang yang bertanya kepadanya: “Sampai kapankah engkau berbuat demikian?” Beliau jawab: “Hingga aku masuk ke liang kubur.” (Lihat Manaaqibu Ahmad, karya Ibnul Jauzi hal.31, dan Talbiisu Ibliis, karya Ibnul Jauzi hal.400)

TUJUAN, PEDOMAN DAN METODE HIDUP

LenteraIslam.com


بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم 


TUJUAN, PEDOMAN DAN METODE HIDUP--Dalam hidup kita dianjurkan untuk memiliki tujuan hidup yang jelas, pedoman hidup dan metode hidup yang sesuai syariat agama.Mengapa sebagai muslim kita dianjurkan untuk memiliki ketiganya? Artikel dibawah ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan mengapa kita dianjurkan untuk memiliki tujuan, pedoman dan metode hidup sesuai syariat Islam.

1.TUJUAN HIDUP
Dalam hidup kita pasti memiliki tujuan hidup, entah itu tujuan yang bersifat positif. Dalam menjalani hidup kita pasti mempunyai beberapa rencana yang kita punya untuk mewujudkan apa tujuan hidup kita. Jika kita tidak punya tujuan hidup, lebih baik kita tidak usah ada di dunia ini.
Dalam hal ini Allah berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ


Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.
(QS. Adz-Dzariyaat : 56)

Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai manusia, sembahlah Robb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa. ( QS. Al-Baqarah: 21)

Allah berfirman :
أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى
Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa dimintai pertanggungjawaban). (QS. Al-Qiyamah: 36)


Manusia adalah pemimpin dimana manusia bertanggung jawab menjaga keberlangsungan hidupnya dan alam sekitarnya. Sebagai makhluk yang dikaruniai akal maka manusia memiliki kewajiban untuk mengelola sumber daya alam dan menjaga kelestariannya. Tidak hanya itu, manusia juga berkewajiban untuk menjaga dirinya sendiri dari perilaku yang tidak baik karena setiap perlakuan atau perbuatan manusia di dunia kelak akan dimintai pertanggung jawabannya. 
Firman Allah SWT:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.(QS Al Baqarah :30)

Selain itu, manusia juga wajib menuntut ilmu dan meneruskannya pada generasi selanjutnya agar ajaran islam tetap terjaga hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan menurut islam yang menyebutkan bahwa ilmu pendidikan islam bukan hanya ilmu yang diajarkan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT akan tetapi juga untuk menuntun perilaku manusia dan menunjukkan perbuatan amar ma’ruf nahi mungkar. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah surat Al imran ayat 104 yang bunyinya

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.“(QS Al Imran : 104)
2.PEDOMAN HIDUP
Pedoman hidup setiap muslim adalah Al Quran dan Sunnah Nabi. Al Quran sebagai pedoman hidup untuk mengatur semua yang berkaitan dengan perbuatan manusia di dunia. Dengan menjadikan Al Quran dan Sunnah sebagai pedoman kehidupan akan menghasilkan kesejahteraan, akhlak mulia dan peradaban bagi manusia. Hal tersebut mengharuskan seseorang untuk mengambil dan melaksanakan ketentuan-ketentuan dan syariah Islam. Berbagai interaksi yang dilakukan manusia, baik interaksi manusia dengan Tuhannya, dengan dirinya sendiri, ataupun dengan sesamanya.
Allah SWT telah menentukan dan mewajibkan kaum Muslim untuk menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai pedoman dan pegangan hidup mereka. Siapapun yang berpegang teguh pada al-Quran dan as-Sunnah tidak akan tersesat. 

Nabi SAW bersabda :

إِنِّي تَارِكٌ فِيكُمْ ثَقَلَيْنِ أَوَّلُهُمَا كِتَابُ اللَّهِ فِيهِ الْهُدَى وَالنُّورُ فَخُذُوا بِكِتَابِ اللَّهِ وَتَمَسَّكُوا بِهِ … ثُمَّ قَالَ وَأَهْلُ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي
“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara. Yang pertama, yaitu Kitabullah. Di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya. Maka terimalah Kitab Allah ini, dan berpegang teguhlah dengannya … kemudian beliau  mengatakan : “Dan keluargaku, aku ingatkan kalian kepada Allah (agar hati-hati) dalam urusan keluargaku, aku ingatkan kalian kepada Allah (agar hati-hati) dalam urusan keluargaku, aku ingatkan kalian kepada Allah (agar berhati-hati) dalam urusan keluargaku"

Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنِّي تَارِكٌ فِيكُمْ مَا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ إِنْ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ كِتَابُ اللَّهِ وَسُنَّتِي
“Aku tinggalkan kepada kalian sesuatu. Kalian tidak akan tersesat, selama kalian berpegang teguh dengannya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku”.

Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian, yaitu orang yang mempelajari al Qur`an lalu mengajarkannya"
Menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai pedoman dan pegangan hidup dengan jalan: Pertama, menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai rujukan. Kedua, menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai standar (tolok ukur). Ketiga, memberlakukan semua hukum yang terkandung di dalam al-Quran dan as-Sunnah.

Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ
“Jika kalian melewati taman-taman surga, maka lahaplah (nikmatilah) apa yang ada di dalamnya”. Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam ditanya : “Wahai Rasulullah, apa itu taman-taman surga?” Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Halaqah-halaqah dzikir.”
Para ulama menjelaskan, halaqah-halaqah dzikir, maksudnya adalah majelis-majelis tempat al Qur'an dan hadits-hadits Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam dibacakan, tempat menjelaskan yang dihalalkan oleh Allah kepada para hamba, dan apa yang diharamkan atas mereka, serta hal yang terkait dengannya, seperti rincian-rincian hukum syari’ah, penjelasan macam-macamnya, dan segala hal yang berkait.
Maka manfaatkanlah waktu untuk menghadiri majelis dzikir, agungkanlah Al Qur`an dan hadits, amalkan apa yang engkau pahami dari keduanya, bertanyalah tentang sesuatu yang susah engkau pahami, sehingga engkau bisa mengetahui al haq dengan dalil, sehingga engkau dapat mengamalkannya; dan kalian bisa mengetahui yang bathil berdasarkan dalil, sehingga kalian bisa menghindarinya. Dengan demikian, kalian termasuk orang yang faqih (paham) tentang agama.


3. METODE HIDUP

Dalam Islam kita diwajibkan mengikuti Rasulullah SAW dan para Sahabat Nabi . Hal ini sesuai firman Allah

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Alloh dan Alloh menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (QS At-Taubah:100)

Dalam menjalankan metode hidup ada tiga hal yang harus kita penuhi, diantaranya adalah: harus ada perintah dari Allah dan rasulnya, harus ikhlas, dan terus-menerus belajar sampai mati.

A. Harus ada perintah dari Allah dan RasulNya.
Nabi SAW  bersabda :
مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada perintah dari kami, maka perbuatan itu tertolak"(HR Muslim)

B. Harus Ikhlas karena Allah :

Fudhoil bin Iyadh –rahimahullah- berkata:

إن العمل إذا كان خالصا ولم يكن صوابا لم يقبل ، وإذا كان صوابا ولم يكن خالصا لم يقبل ، ولا يقبل حتى يكون خالصا صوابا ، والخالص إذا كان لله ، والصواب إذا كان على السنة.
“Jika amal ibadah ikhlas tetapi tidak sesuai tuntunan, maka tidak diterima. Dan jika sesuai tuntunan tetapi tidak ikhlas, maka tidak diterima pula. Suatu amal tidak diterima kecuali ikhlas dan benar. Ikhlas bilamana dilakukan karena Allah, dan benar bilamana dilakukan sesuai sunnah Nabi”.
Jadi, hakikat amal ikhlas ialah manakala seseorang memurnikan amal ibadahnya untuk Allah semata. 
Firman Alloh:
فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ 
“Maka beribadahlah kepada Allah dengan memurnikan agama untukNya" (QS. Az-Zumar: 2).


C. TERUS BELAJAR SAMPAI MATI.
Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah pernah ditanya: “Menuntut ilmu yang lebih kamu sukai ataukah beramal?”. Beliau menjawab: “Sesungguhnya ilmu itu dimaksudkan untuk beramal, maka jangan tinggalkan menuntut ilmu dengan dalih untuk beramal, dan jangan tinggalkan amal dengan dalih untuk menuntut ilmu.” (Lihat Tsamratu al-’Ilmi al-’Amal, hal. 44-45).

Abu Ja’far Ath-Thobari rahimahullah menjelang wafatnya berkata: “Sepantasnya bagi seorang hamba agar tidak meninggalkan (kewajiban) menuntut ilmu agama sampai ia mati.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyqo juz.52 hal.199. Lihat pula Al-Jaliisu Ash-Shoolih karya Al-Mu’afi bin Zakariya III/222)

Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah selalu membawa Pena dan Tinta (untuk mencatat hadits dan ilmu pengetahuan yang penting) meskipun Beliau telah lanjut usia. Maka Ada seseorang yang bertanya kepadanya: “Sampai kapankah engkau berbuat demikian?” Beliau jawab: “Hingga aku masuk ke liang kubur.” (Lihat Manaaqibu Ahmad, karya Ibnul Jauzi hal.31, dan Talbiisu Ibliis, karya Ibnul Jauzi hal.400)
Load Comments

Subscribe Our Newsletter