Halaman

    Social Items

BELAJAR TAWADHU'--Tawadhu, lawan kata dari sombong. Seseorang yang memiliki sikap tawadhu senantiasa akan hidup lebih bahagia. Apa keutamaan dari tawadhu dalam Islam?

Tawadhu adalah nama lain dari sikap rendah hati. Tawadhu bukan rendah diri, akan tetapi tawadhu adalah percaya diri, berani dan optimis. Memiliki sifat tawadhu berarti merasa diri kita orang biasa, sekalipun memiliki banyak kelebihan.

25.Al-Furqon : 63

وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

Adapun hamba-hamba Robb Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan salam

Rendah Hati (Tawadhu)

)مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ , وَمَا زَادَ الله
ُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا , وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ ِللهِ إِلاَّ رَفَعَهُ الله:

ُArtinya: “Tidak akan berkurang suatu
harta karena dishadaqahkan, dan Alloh tidak akan menambah bagi seorang hambayang pemaaf melainkan kemuliaan dan tidaklah seseorang merendahkan hatinya karena Alloh, melainkan Alloh angkat derajatnya.” (HR. Muslim no. 556 darihadits Abu Hurairah )

Hadits tentang hemat

عن ابن عمر، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
الإقتصاد في النفقه نصف العيش

Dari Ibnu ‘Umar Ra,
Rosululloh Saw bersabda: berlaku hemat (ekonomis) itu adalah separuh dari kehidupan. (HR. al-Syihab)

Hadits tentang Hidup sederhana (Zuhud)

عَنْ عَمْرِوبْنِ شَعْبٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنِ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلْ وَاشْرَبْ وَالْبَسْ وَتَصَدَّقْ فِى غَيْرِ سَرَفٍ وَلاَ مَخِيْلَةٍ (أخرجه أبوداود وأحمد)

Artinya:Dari Amr bin Sya’ab dari
bapaknya dari kakeknya ia berkata: Rosululloh SAW bersabda: “ makanlah, minumlah, berpakaianlah dan bershadaqahlah dengan tidak berlebih-lebihan dan menyombongkan diri” (HR. Abu Daud dan Ahmad)

‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha berkata

إنكم تغفلون عن أفضل العبادات، التواضع.

“Sesungguhnya kalian telah lalai dari ibadah yang paling utama, yaitu tawadhu (rendah hati).”

(az-Zuhd karya al-Imam Ahmad hlm. 267)


قال الحسن رحمه الله: هل تدرون ما التواضع؟ التواضع: أن تخرج من منزلك فلا تلقى مسلماً إلا رأيت له عليك فضلاً .

Al Hasan Al Bashri berkata, “Tahukah kalian apa itu tawadhu’? Tawadhu’ adalah engkau keluar dari kediamanmu lantas engkau bertemu seorang muslim. Kemudian engkau merasa bahwa ia lebih mulia darimu.”

يقول الشافعي: « أرفع الناس قدرا : من لا يرى قدره ، وأكبر الناس فضلا : من لا يرى فضله »

Imam Asy Syafi’i berkata, “Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah menampakkan kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah menampakkan kemuliannya.”

يقول بشر بن الحارث: “ما رأيتُ أحسنَ من غنيّ جالسٍ بين يدَي فقير”.

Basyr bin Al Harits berkata, “Aku tidaklah pernah melihat orang kaya yang duduk di tengah-tengah orang fakir.” Yang bisa melakukan demikian tentu yang memiliki sifat tawadhu’.

قال عبد الله بن المبارك: “رأسُ التواضعِ أن تضَع نفسَك عند من هو دونك في نعمةِ الله حتى تعلِمَه أن ليس لك بدنياك عليه فضل [أخرجه البيهقي في الشعب (6/298)].

‘Abdullah bin Al Mubarrok berkata, “Puncak dari tawadhu’ adalah engkau meletakkan dirimu di bawah orang yang lebih rendah darimu dalam nikmat Alloh, sampai-sampai engkau memberitahukannya bahwa engkau tidaklah semulia dirinya.”

اللّهُمَّ اهْدِنِى لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِى لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ

“Allahummah-diinii li-ahsanil akhlaaqi, laa yahdi li-ahsaniha illa anta (Ya Allah, tunjukilah padaku akhlaq yang baik. Tidak ada yang dapat menunjuki pada baiknya akhlaq tersebut kecuali Engkau)” (HR. Muslim no. 771).

Wallahu waliyyut taufiq.

BELAJAR TAWADHU'

BELAJAR TAWADHU'--Tawadhu, lawan kata dari sombong. Seseorang yang memiliki sikap tawadhu senantiasa akan hidup lebih bahagia. Apa keutamaan dari tawadhu dalam Islam?

Tawadhu adalah nama lain dari sikap rendah hati. Tawadhu bukan rendah diri, akan tetapi tawadhu adalah percaya diri, berani dan optimis. Memiliki sifat tawadhu berarti merasa diri kita orang biasa, sekalipun memiliki banyak kelebihan.

25.Al-Furqon : 63

وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

Adapun hamba-hamba Robb Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan salam

Rendah Hati (Tawadhu)

)مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ , وَمَا زَادَ الله
ُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا , وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ ِللهِ إِلاَّ رَفَعَهُ الله:

ُArtinya: “Tidak akan berkurang suatu
harta karena dishadaqahkan, dan Alloh tidak akan menambah bagi seorang hambayang pemaaf melainkan kemuliaan dan tidaklah seseorang merendahkan hatinya karena Alloh, melainkan Alloh angkat derajatnya.” (HR. Muslim no. 556 darihadits Abu Hurairah )

Hadits tentang hemat

عن ابن عمر، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
الإقتصاد في النفقه نصف العيش

Dari Ibnu ‘Umar Ra,
Rosululloh Saw bersabda: berlaku hemat (ekonomis) itu adalah separuh dari kehidupan. (HR. al-Syihab)

Hadits tentang Hidup sederhana (Zuhud)

عَنْ عَمْرِوبْنِ شَعْبٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنِ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلْ وَاشْرَبْ وَالْبَسْ وَتَصَدَّقْ فِى غَيْرِ سَرَفٍ وَلاَ مَخِيْلَةٍ (أخرجه أبوداود وأحمد)

Artinya:Dari Amr bin Sya’ab dari
bapaknya dari kakeknya ia berkata: Rosululloh SAW bersabda: “ makanlah, minumlah, berpakaianlah dan bershadaqahlah dengan tidak berlebih-lebihan dan menyombongkan diri” (HR. Abu Daud dan Ahmad)

‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha berkata

إنكم تغفلون عن أفضل العبادات، التواضع.

“Sesungguhnya kalian telah lalai dari ibadah yang paling utama, yaitu tawadhu (rendah hati).”

(az-Zuhd karya al-Imam Ahmad hlm. 267)


قال الحسن رحمه الله: هل تدرون ما التواضع؟ التواضع: أن تخرج من منزلك فلا تلقى مسلماً إلا رأيت له عليك فضلاً .

Al Hasan Al Bashri berkata, “Tahukah kalian apa itu tawadhu’? Tawadhu’ adalah engkau keluar dari kediamanmu lantas engkau bertemu seorang muslim. Kemudian engkau merasa bahwa ia lebih mulia darimu.”

يقول الشافعي: « أرفع الناس قدرا : من لا يرى قدره ، وأكبر الناس فضلا : من لا يرى فضله »

Imam Asy Syafi’i berkata, “Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah menampakkan kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah menampakkan kemuliannya.”

يقول بشر بن الحارث: “ما رأيتُ أحسنَ من غنيّ جالسٍ بين يدَي فقير”.

Basyr bin Al Harits berkata, “Aku tidaklah pernah melihat orang kaya yang duduk di tengah-tengah orang fakir.” Yang bisa melakukan demikian tentu yang memiliki sifat tawadhu’.

قال عبد الله بن المبارك: “رأسُ التواضعِ أن تضَع نفسَك عند من هو دونك في نعمةِ الله حتى تعلِمَه أن ليس لك بدنياك عليه فضل [أخرجه البيهقي في الشعب (6/298)].

‘Abdullah bin Al Mubarrok berkata, “Puncak dari tawadhu’ adalah engkau meletakkan dirimu di bawah orang yang lebih rendah darimu dalam nikmat Alloh, sampai-sampai engkau memberitahukannya bahwa engkau tidaklah semulia dirinya.”

اللّهُمَّ اهْدِنِى لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِى لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ

“Allahummah-diinii li-ahsanil akhlaaqi, laa yahdi li-ahsaniha illa anta (Ya Allah, tunjukilah padaku akhlaq yang baik. Tidak ada yang dapat menunjuki pada baiknya akhlaq tersebut kecuali Engkau)” (HR. Muslim no. 771).

Wallahu waliyyut taufiq.
Load Comments

Subscribe Our Newsletter