Halaman

    Social Items


SHOLAT KHUSU'--Sholat berasal dari bahasa arab yang artinnya ‘’do’a’’. Sedangkan menurut isltilah sholat adalah ibadah yang dimulai dengan bacaan takbiratul ikhrom dan diakhiri dengan mengucap salam dengan syarat dan ketentuan tertentu. Segala perkataan dan perbuatan yang termasuk rukun sholat mempunyai arti dan makna tertentu yang bertujuan untuk mendekatkan hamba dengan Penciptannya.

Firman Alloh :


قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya. [al-Mukmin/23 : 1-2].


Khusyu' : Merasa berdialog kepada Alloh, mengerti artinya, tawadu'(merendah),dan Alloh dihadapan nya.

Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنِ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلَاةٌ مَكْتُوبَةٌ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهَا وَخُشُوعَهَا وَرُكُوعَهَا إِلَّا كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا قَبْلَهَا مِنَ الذُّنُوبِ مَا لَمْ يُؤْتِ كَبِيرَةً وَذَلِكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ

Tidaklah seorang muslim mendapati shalat wajib, kemudian dia menyempurnakan wudhu`, khusyu’ dan ruku’nya, kecuali akan menjadi penghapus bagi dosa-dosanya yang telah lalu, selama tidak melakukan dosa besar; dan ini untuk sepanjang masa. [HR Muslim]

Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam :

لَا يَزَالُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مُقْبِلًا عَلَى الْعَبْدِ َ فِي صَلَاتِهِ مَا لَمْ يَلْتَفِتْ فَإِذَا الْتَفَتَ انْصَرَفَ عَنْه

Senantiasa Alloh ‘Azza wa Jalla menghadap hambaNya di dalam sholatnya, selama dia (hamba) tidak berpaling. Apabila dia memalingkan wajahnya, maka Alloh pun berpaling darinya.


Diriwayatkan oleh Abu Dawud, bahwa Hasan bin ‘Athiah Rodhiyallohu anhu berkata : “Sesungguhnya ada dua orang berada dalam satu shalat, akan tetapi perbedaan keutamaan (pahala) antara keduanya bagaikan langit dan bumi”.


Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ صَلَاتَهُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يَسْرِقُهَا قَالَ لَا يُتِمُّ رُكُوعَهَا وَلَا سُجُودَهَا أَوْ قَالَ لَا يُقِيمُ صُلْبَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُود

“Sejelek-jelek pencuri adalah orang yang mencuri sholatnya”. Mereka bertanya,”Wahai, Rosululloh. Bagaimana seseorang mencuri sholatnya?” Rosululloh menjawab,”Dia tidak menyempurnakan ruku` dan sujudnya,” atau ia (Rosululloh) berkata : “Tidak menegakkan tulang punggungnya ketika ruku’ dan sujud”. [Diriwayatkan oleh Ahmad]


Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam yang kekal:

إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ

“Sholatlah dengan sholat orang yang akan berpisah (dengan dunia)”



Dari Ammar bin Yasir rodhiyallohu ‘anhu, Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلاَّ عُشْرُ صَلاَتِهِ تُسْعُهَا ثُمُنُهَا سُبُعُهَا سُدُسُهَا خُمُسُهَا رُبُعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا

Ketika seseorang selesai dari shalatnya, pahala yang dia dapatkan hanya 1/10 shalatnya, atau 1/9 atau 1/8 atau 1/7 atau 1/6 atau 1/5 atau ¼ atau 1/3, atau setengahnya. (HR. Abu Daud 796 dan dishahihkan al-Albani).

Ibnu Abbas mengatakan,

لَيسَ لَـكَ مِنْ صَلَاتِكَ إِلَّا مَا عَقَلْتَ مِنْـهَا

Kamu tidak mendapat pahala dari sholatmu selain apa yang kamu renungkan dari shalatmu (Takhrij ahadits al-Ihya, az-Zain al-Iraqi, 1/309)



Syeikh Ibnul Mulqin mengingatkan setiap Muslim harus menyadari Alloh sangat dekat.

"Ibnul Mulqin berkataalangkah indahnya kalimat sejumlah orang soleh berikut ini, 'Bila kau sedang mengerjakan sholat, sadarilah Alloh sedang berada di hadapanmu. Karena itu, hadapilah (dengan benar) Alloh yang sedang menghadapimu, yang dekat denganmu, dan sedang memandangmu'."

Seseorang yang tengah melaksanakan sholat perlu menyadari tidak ada jaminan usianya akan panjang. Bahkan tidak ada yang bisa memastikan seseorang tetap hidup ketika berganti gerakan sholat. Syeikh Ibnul Mulqin mengingatkan demikian.

"Bila kau sedang rukuk, jangan bayangkan usiamu panjang sampai i‘tidal. Bila kau sedang i'tidal, jangan bayangkan usiamu berlangsung sampai pada kondisi sujud. Bayangkan surga ada di sisi kananmu dan neraka di sisi kirimu sementara sirath di bawah kedua telapak kakimu. Kalau begini caranya, baru kau benar-benar sholat."

Menurut Syeikh Ibnul Mulqin, kunci sholat adalah kesadaran, meski bisa dilakukan dalam berbagai cara.

CARA SHOLAT KHUSU'


SHOLAT KHUSU'--Sholat berasal dari bahasa arab yang artinnya ‘’do’a’’. Sedangkan menurut isltilah sholat adalah ibadah yang dimulai dengan bacaan takbiratul ikhrom dan diakhiri dengan mengucap salam dengan syarat dan ketentuan tertentu. Segala perkataan dan perbuatan yang termasuk rukun sholat mempunyai arti dan makna tertentu yang bertujuan untuk mendekatkan hamba dengan Penciptannya.

Firman Alloh :


قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya. [al-Mukmin/23 : 1-2].


Khusyu' : Merasa berdialog kepada Alloh, mengerti artinya, tawadu'(merendah),dan Alloh dihadapan nya.

Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنِ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلَاةٌ مَكْتُوبَةٌ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهَا وَخُشُوعَهَا وَرُكُوعَهَا إِلَّا كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا قَبْلَهَا مِنَ الذُّنُوبِ مَا لَمْ يُؤْتِ كَبِيرَةً وَذَلِكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ

Tidaklah seorang muslim mendapati shalat wajib, kemudian dia menyempurnakan wudhu`, khusyu’ dan ruku’nya, kecuali akan menjadi penghapus bagi dosa-dosanya yang telah lalu, selama tidak melakukan dosa besar; dan ini untuk sepanjang masa. [HR Muslim]

Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam :

لَا يَزَالُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مُقْبِلًا عَلَى الْعَبْدِ َ فِي صَلَاتِهِ مَا لَمْ يَلْتَفِتْ فَإِذَا الْتَفَتَ انْصَرَفَ عَنْه

Senantiasa Alloh ‘Azza wa Jalla menghadap hambaNya di dalam sholatnya, selama dia (hamba) tidak berpaling. Apabila dia memalingkan wajahnya, maka Alloh pun berpaling darinya.


Diriwayatkan oleh Abu Dawud, bahwa Hasan bin ‘Athiah Rodhiyallohu anhu berkata : “Sesungguhnya ada dua orang berada dalam satu shalat, akan tetapi perbedaan keutamaan (pahala) antara keduanya bagaikan langit dan bumi”.


Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ صَلَاتَهُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يَسْرِقُهَا قَالَ لَا يُتِمُّ رُكُوعَهَا وَلَا سُجُودَهَا أَوْ قَالَ لَا يُقِيمُ صُلْبَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُود

“Sejelek-jelek pencuri adalah orang yang mencuri sholatnya”. Mereka bertanya,”Wahai, Rosululloh. Bagaimana seseorang mencuri sholatnya?” Rosululloh menjawab,”Dia tidak menyempurnakan ruku` dan sujudnya,” atau ia (Rosululloh) berkata : “Tidak menegakkan tulang punggungnya ketika ruku’ dan sujud”. [Diriwayatkan oleh Ahmad]


Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam yang kekal:

إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ

“Sholatlah dengan sholat orang yang akan berpisah (dengan dunia)”



Dari Ammar bin Yasir rodhiyallohu ‘anhu, Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلاَّ عُشْرُ صَلاَتِهِ تُسْعُهَا ثُمُنُهَا سُبُعُهَا سُدُسُهَا خُمُسُهَا رُبُعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا

Ketika seseorang selesai dari shalatnya, pahala yang dia dapatkan hanya 1/10 shalatnya, atau 1/9 atau 1/8 atau 1/7 atau 1/6 atau 1/5 atau ¼ atau 1/3, atau setengahnya. (HR. Abu Daud 796 dan dishahihkan al-Albani).

Ibnu Abbas mengatakan,

لَيسَ لَـكَ مِنْ صَلَاتِكَ إِلَّا مَا عَقَلْتَ مِنْـهَا

Kamu tidak mendapat pahala dari sholatmu selain apa yang kamu renungkan dari shalatmu (Takhrij ahadits al-Ihya, az-Zain al-Iraqi, 1/309)



Syeikh Ibnul Mulqin mengingatkan setiap Muslim harus menyadari Alloh sangat dekat.

"Ibnul Mulqin berkataalangkah indahnya kalimat sejumlah orang soleh berikut ini, 'Bila kau sedang mengerjakan sholat, sadarilah Alloh sedang berada di hadapanmu. Karena itu, hadapilah (dengan benar) Alloh yang sedang menghadapimu, yang dekat denganmu, dan sedang memandangmu'."

Seseorang yang tengah melaksanakan sholat perlu menyadari tidak ada jaminan usianya akan panjang. Bahkan tidak ada yang bisa memastikan seseorang tetap hidup ketika berganti gerakan sholat. Syeikh Ibnul Mulqin mengingatkan demikian.

"Bila kau sedang rukuk, jangan bayangkan usiamu panjang sampai i‘tidal. Bila kau sedang i'tidal, jangan bayangkan usiamu berlangsung sampai pada kondisi sujud. Bayangkan surga ada di sisi kananmu dan neraka di sisi kirimu sementara sirath di bawah kedua telapak kakimu. Kalau begini caranya, baru kau benar-benar sholat."

Menurut Syeikh Ibnul Mulqin, kunci sholat adalah kesadaran, meski bisa dilakukan dalam berbagai cara.
Load Comments

Subscribe Our Newsletter