MEMBUAT KEKEBALAN TUBUH TERHADAP PENYAKIT--Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun terdiri dari sekumpulan sel, jaringan, dan organ tubuh yang saling bekerja sama untuk melindungi tubuh dari serangan virus, bakteri, jamur, dan parasit. Saat sistem kekebalan tubuh lemah, kuman-kuman tersebut dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan infeksi.
Salah satu penyakit infeksi yang mudah menyerang tubuh seseorang ketika daya tahan tubuhnya lemah adalah COVID-19 atau infeksi virus Corona.
Lalu adakah pengajaran Islam lewat Al Quran yang menjelakanbtentang imunitas tubuh? Allah berfirmsn dalam Al Quran suat .Al-Isrā : 82
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang dolim (Al-Qur'an itu) hanya akan menambah kerugian.
Dalam sejarah Islam tercatat bahwa Kholifah Marwan bin Hakam saat bertemu dengan Abu Said al-Khudry, menanyakan, “Apakah engkau mendengar Rosululloh SAW melarang meniup air minum?”
Kemudian Said menjawab, “Benar.” Rosululloh memang tidak pernah bernapas saat minum. Rosululloh juga tidak pernah meniup air panas yang akan diminumnya agar menjadi dingin. Hal demikian dilakukan untuk menghindari jatuhnya kotoran yang berasal dari dalam perut, kemudian keluar melalui mulut ataupun hidung.
Itulah sebabnya mengapa Rosululloh melarang melakukan hal-hal demikian. Beliau bersabda, “Jika kalian minum, maka janganlah mengambil napas dalam air minumnya.” (HR. Bukhori dan Muslim).
Dalam satu riwayat, Anas bin Malik RA juga menceritakan pernah melihat Rosululloh mengambil napas sebanyak tiga kali di luar gelas, kemudian barulah beliau meminum air tersebut. Anas kemudian menanyakan, “Kenapa Rosululloh melakukan hal demikian?”
Rosululloh kemudian menjawab, karena yang dilakukannya itu jauh lebih segar, lebih enak, dan lebih nikmat. Rosululloh juga mengatakan, jika memang di antara umatnya ada yang terpaksa harus bernapas maka dianjurkan supaya mengangkat gelas itu terlebih dahulu dan menjauhkannya dari mulut. Setelah itu, Rosululloh juga menganjurkan supaya menutup gelas tersebut untuk menghindari jatuhnya segala macam penyakit masuk ke dalam gelas.
Selain melarang meniup atau bernapas di dalam gelas, Rosululloh juga melarang meminum air langsung dari teko atau tempat air minum. Karena, meminum dengan cara seperti itu dapat membuat orang tersebut terengah-engah bernapas di dalam wadah air, dan juga tidak bisa mengatur seberapa banyak air itu masuk ke dalam mulut.
Karena itu, dalam sebuah hadis Rosululloh mengatakan, “Janganlah kalian minum pada satu bejana dengan satu kali teguk, sebagaimana minumnya keledai. Namun minumlah dalam dua teguk-dua teguk, atau tiga teguk-tiga teguk. Sebutlah nama Alloh ketika kalian hendak minum, dan ucapkanlah Alhamdulillah ketika lepas dahaga kalian.” (HR. Bukhori).
Inilah cara Islam membuat imunitas diri semakin kuat. Apalagi cara-cara yang ditulis di bawah ini adalah cara yang dilakukan oleh Rosululloh Sholallohu Alaihi wa Salam dan diridhoi oleh Alloh Ta’ala.
Tiga cara tingkatkan imunitas diri di awal pagi adalah;
1. Qiyamul Lail,
2. Tilawah Alquran, dan
3. Sholat Subuh.
Qiyamul Lail dan Tilawah Alquran amat dianjurkan untuk dilakukan di awal pagi. Lakukan Qiyamul Lail sebisa mungkin, meski 2 rakaat atau paling tidak 10 menit sebelum Subuh. Alloh Ta’ala berfirman dalam surah al-Muzammil ayat 6, "Inna nasyiatal lail hiya asyaddu wath’an". (Sungguh bangun malam itu lebih kuat untuk diri dan jiwa manusia). Kekuatan diri ini adalah imunitas yang bisa didapatkan dengan cara qiyamullail.
Sedang tilawah Alquran juga dianjurkan untuk dibaca pada saat qiyamul lail sebagaimana dalam surah al-Muzammil ayat 4, "Wa rattil qur’aana tartila", bacalah Alquran dengan perlahan-lahan) (saat qiyamul lail). Atau bacalah Alquran di waktu Fajr (Subuh). Sebab bacaan Alquran di waktu fajar disaksikan oleh para malaikat. Lihat .QS. 17:78
Menurut Prof. Dr. KH. Achmad Satori Ismail, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Ketua Umum IKADI (Ikatan Dai Indonesia) dalam salah satu khutbahnya mengatakan bahwa dalam suatu konferensi kedokteran di Kairo, Doktor Ahmad Al-Qodli seorang ahli jantung dan direktur lembaga pendidikan dan penelitian kedokteran Islam di Amerika mengatakan bahwa mendengarkan atau membaca al-Qur’an dapat menimbulkan ketenangan jiwa yang menyebabkan meningkatnya daya imunitas tubuh dalam melawan serangan berbagai macam penyakit.
Pernyataan ini didasarkan pada sebuah riset lapangan yang dilakukannya pada 210 pasien selama 48 kali pengobatan yang diiringi dengan membaca atau mendengarkan lantunan ayat-ayat Al-Qur’an. Riset tersebut menunjukkan, 77% dari sanpel yang diambil secara acak yang terdiri dari muslim dan non-muslim menunjukkan adanya gejala pengenduran syaraf yang tegang dan mendatangkan ketenangan jiwa.
Dr Ahmed Al-Qadhi di Klinik Besar Florida, Amerika Serikat, melakukan sebuah riset dan berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan dan membaca ayat suci Alquran mampu menangkal berbagai macam penyakit. Penemuan yang sama juga dilakukan Muhammad Salim yang dipublikasikan oleh Universitas Boston.
Keduanya menyatakan bahwa membaca Alquran dengan bersuara akan membuat vibrasi atau getaran yang membuat sel-sel yang sudah rusak pada tubuh akan kembali sembuh dan bekerja dengan baik kembali.
Hal ini selaras dengan firman Alloh Ta’ala, "Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar (obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman" (QS 17:82).
Amalan ketiga untuk tingkatkan imunitas diri di awal pagi adalah dengan sholat Subuh. Dalam hadis riwayat Muslim disampaikan bahwa Nabi Sholallahu Alaihi wa Salam bersabda, “Barangsiapa yang sholat Subuh maka dia berada dalam jaminan Alloh.”
Sholat Subuh akan membuat diri kita dijamin oleh Alloh. Dijamin rezekinya, dijamin keselamatannya. Juga dijamin insya Alloh dari wabah corona yang mengkhawatirkan.
Nabi Muhammad cepat tidur dan cepat bangun. Beliau tidur di awal malam dan bangun pada pertengahan malam kedua. Biasanya, Rosululloh SAW bangun dan bersiwak, lalu berwudhu dan shalat sampai waktu yang diizinkan Alloh.
Beliau tidak pernah tidur melebihi kebutuhan, namun tidak pula menahan diri untuk tidur sekadar yang dibutuhkan.
Penelitian yang dilakukan oleh Daniel F Kripke, ahli psikiatri dari Universitas California menarik untuk diungkapkan. Penelitian yang dilakukan di Jepang dan AS selama 6 tahun dengan responden berusia 30-120 tahun mengatakan bahwa orang yang biasa tidur delapan jam sehari memiliki resiko kematian yang lebih cepat. Hal ini tentu saja sangat berlawanan dengan mereka yang biasa tidur 6-7 jam sehari. Nah, Rosululloh SAW biasa tidur selepas Isya untuk kemudian bangun malam. Jadi beliau tidur tidak lebih dari delapan jam.
Ibnul Qayyim al-Jauziyyah dalam buku Metode Pengobatan Nabi mengungkapkan bahwa Rosul tidur dengan memiringkan tubuh ke arah kanan, sambil berzikir kepada Alloh hingga matanya terasa berat.
Terkadang beliau memiringkan badannya ke sebelah kiri sebentar, untuk kemudian kembali ke sebelah kanan. Tidur seperti ini merupakan tidur paling efisien. Pada saat itu makanan bisa berada dalam posisi yang pas dengan lambung sehingga dapat mengendap secara proporsional.
Lalu beralih ke sebelah kiri sebentar agar agar proses pencernaan makanan lebih cepat karena lambung mengarah ke lever, baru kemudian berbalik lagi ke sebelah kanan hingga akhir tidur agar makanan lebih cepat tersuplai dari lambung. Hikmah lainnya, tidur dengan miring ke kanan menyebabkan beliau lebih mudah bangun untuk sholat malam.
Dalam rangka menekan angka penyebaran virus corona ini, Pemerintah mengeluarkan kebijakan bagi masyarakat untuk untuk berkativitas, bekerja dan beribadah di rumah, hal ini tentu membuat kita memiliki lebih banyak luang. Mari kita manfaatkan waktu tersebut untuk banyak-banyak membaca dan mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an sehingga hati kita tetap tenang dan pikiran kita tetap stabil agar mampu waspada dalam menghadapi wabah ini. Semoga Allah SWT melindungi kita semua