بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
HATI-HATI TIPU DAYA DUNIA--Dunia ini penuh dengan tipuan. Banyak orang yang sudah masuk ke dalam perangkapnya. Dunia terkadang melalaikan kita dalam mengingat akhirat. Membuat kita lalai terhadap kewajiban-kewajiban yang seharusnya dilaksanakan.
Firman Allah:
قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِّمَنِ اتَّقَىٰ وَلَا تُظْلَمُونَ فَتِيلًا
Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirot itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun. ( QS. An Nisaa : 77)
Ats Tsauri berkata, dari Mughiroh, dari Abul ‘Aliyah, dari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,
بشر هذه الأمة بالسناء والرفعة والدين والتمكين في الأرض فمن عمل منهم عمل الآخرة للدنيا لم يكن له في الآخرة من نصيب
“Umat ini diberi khabar gembira dengan kemuliaan, kedudukan, agama dan kekuatan di muka bumi. Barangsiapa dari umat ini yang melakukan amalan akhirat untuk meraih dunia, maka di akhirat dia tidak mendapatkan satu bahagian pun.” (HR. Ahmad, )
قَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُعْطِينِى الْعَطَاءَ فَأَقُولُ أَعْطِهِ أَفْقَرَ إِلَيْهِ مِنِّى. حَتَّى أَعْطَانِى مَرَّةً مَالاً فَقُلْتُ أَعْطِهِ أَفْقَرَ إِلَيْهِ مِنِّى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « خُذْهُ وَمَا جَاءَكَ مِنْ هَذَا الْمَالِ وَأَنْتَ غَيْرُ مُشْرِفٍ وَلاَ سَائِلٍ فَخُذْهُ وَمَا لاَ فَلاَ تُتْبِعْهُ نَفْسَكَ ».
Rosululloh shollallahu ‘alaihi wa sallam memberikan suatu pemberian padaku. Umar lantas mengatakan, “Berikan saja pemberian tersebut pada orang yang lebih memerlukan (lebih miskin) dariku. Sampai beberapa kali, beliau tetap memberikan harta tersebut padaku.” Umar pun tetap mengatakan, “Berikan saja pada orang yang lebih memerlukan (lebih miskin) dariku.” Rosululloh shollallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Ambillah harta tersebut dan harta yang semisal dengan ini di mana engkau tidak merasa mulia dengannya dan sebelumnya engkau pun tidak meminta-mintanya. Ambillah harta tersebut. Selain harta semacam itu (yang di mana engkau punya keinginan sebelumnya padanya), maka biarkanlah dan janganlah hatimu bergantung padanya.” (HR. Bukhori dan Muslim).
Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِى قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِىَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهَ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا قُدِّرَ لَهُ
“Barangsiapa yang niatnya adalah untuk memperolehi akhirot, maka Alloh akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk memperolehi dunia, maka Alloh akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.” (HR. Tirmidzi Syeikh Al Albani mengatakan bahwa hadith ini sohih.
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَوْ رَأَيْتُمُ الْاَجَلَ وَمَسِيْرَهُ لَاَبْغَضْتُمُ اْلاَمَلَ وَغُرُوْرَهُ ، وَمَا مِنْ أَهْلِ بَيْتٍ إِلاَّ وَمَلَكُ الْمَوْتِ يَتَعَاهَدُهُمْ فِي كُلِّ يَوْمٍ مَرَّتَيْنِ ، فَمَنْ وَجَدَهُ قَدِ انْقَضَى أَجَلُهُ قَبَضَ رُوْحَهُ ، فَإِذَا بَكَى أَهْلُهُ وَجَزَعُوْا قَالَ :لِمَ تَبْكُوْنَ ؟ وَلمَ تَجْزَعُوْنَ ؟ فَوَ اللهِ مَا نَقَصْتُ لَكُمْ عُمُرًا وَلاَ حَبَسْتُ لَكُمْ رِزْقًا ! مَا لِي ذَنْبٌ ، وَإِنَّ لِي فِيْكُمْ لَعَوْدَةٌ ثُمَّ عَوْدَةٌثُمَّ عَوْدَةٌ حَتَّى لاَ أُبْقِي مِنْكُمْ أَحَدًا . (الديلمي – عن زيد بن ثابت)
“Sekiranya kalian dapat melihat jarak antara ajal dengan diri kalian, pasti kalian membenci angan-angan dan tipu daya dunia. Tidak ada sebuah rumah pun tanpa kehadiran malaikat secara rutin ke rumah itu dua kali setiap hari. Bila seseorang dari keluarga di rumah itu telah sampai ajalnya, maka malaikat mencabut nyawanya. Jika ada keluarganya yang menangis dan bersedih, maka malaikat berkata, “Mengapa kalian menangis dan bersedih? Demi Allah, saya tidak mengurangi umurmu dan tidak juga merampas rezekimu. Aku tidak punya dosa terhadap dirimu. Aku akan datang secara berkala kepada kalian sehingga tidak aku sisakan seorang pun di antara kalian, melainkan pasti aku cabut nyawanya.” (HR. Dailami dari Zaid bin Tsabit)
Manusia tidak diberi kemampuan oleh Allah untuk dapat melihat jarak antara dirinya dengan ajalnya. Tujuannya agar manusia tidak hidup dalam kondisi ketakutan terus- menerus. Sebab kondisi ketakutan yang mencengkram jiwa manusia mengakibatkan rasa putus asa, tidak punya semangat hidup, tidak punya cita-cita bahkan tidak punya selera untuk makan sekalipun. Artinya manusia akan kehilangan selera dan daya tahan hidup.
Lalu apa fungsi manusia dijadikan lupa terhadap kematiannya? Hal ini terjawab dengan sendirinya dalam hadits di atas, yaitu supaya manusia memiliki angan-angan dan harapan-harapan palsu. Dengan adanya angan-angan dan harapan palsu pada diri manusia, muncul semangat yang berlebihan untuk mengejar kesenangan dunia dan melupakan akhirat. Hal inilah yang Allah peringatkan dalam firman-Nya:
متاع قليل ثم مأواهم جهنم وبئس المهادلا يغرنك تقلب الذين كفروا في البلاد
“Wahai Muhammad, janganlah kamu tertipu oleh keberhasilan usaha orang-orang kafir yang mendatangkankeuntungan besar di Madinah. Semua keberhasilan itu hanyalah kesenangan sementara bagi mereka di dunia. Kemudian di akhirat kelak, tempat tinggal mereka adalah neraka Jahanam. Neraka Jahanam adalah seburuk-buruk tempat tinggal.” (QS. Ali-Imran: 196-197)
Pada ayat di atas dijelaskan bahwa, seorang Nabi pun tidak terlepas dari peringatan Allah untuk tidak tertipu oleh pola hidup orang-orang kafir yang dituntun oleh angan-angan dan harapan-harapan palsu dalam mengejar kesenangan dunia. Sebab gara-gara angan-angan dan harapan-harapan palsu inilah orang-orang kafir dengan sengaja melupakan akhirat. Akibat melupakan akhirat dan mengejar kesenangan duniawi sepuasnya, membuat orang-orang kafir merasa terlena melakukan segala macam bentuk perbuatan dosa dari yang kecil sampai yang besar. Bahkan tidak sedikit orang yang mengaku muslim, pandai baca Al-Qur`an, mahir membaca hadits, tidak mampu menghindarkan dirinya dari tipuan angan–angan dan gemerlapnya kemewahan dunia.
Keterangan di atas dengan tegas mengingatkan setiap manusia, muslim maupun kafir, bahwa mereka senantiasa dikunjungi oleh malaikat maut setiap hari dua kali. Ketika tiba ajalnya, malaikat maut ini tanpa basa-basi langsung mencabut nyawa yang bersangkutan. Ketika keluarga sang mayit menangis dan bersedih, malaikat maut pun berkata:
“Kenapa kalian menangis dan bersedih. Demi Allah, saya tidak mengurangi umurmu dan tidak juga merampas rezeki-mu. Aku tidak punya dosa terhadap dirimu. Aku akan datang secara berkala kepada kalian sehingga tidak aku sisakan seorang pun di antara kalian, melainkan pasti aku cabut nyawanya.”