Halaman

    Social Items

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم 



DAHSYATNYA "LA ILAHA ILLALLOH " LEBIH BERAT DARI LANGIT DAN BUMI DAN ISINYA

 Firman Allah,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آَمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Alloh dan Rosul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Alloh. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al Hujurot [49] : 15)

Nabi SAW bersabda:

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ
”Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘laa ilaha illalloh’, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih no. 1621)

Penjelasan Firman Alloh :

يا موسى لو أن السموات السبع وعامرهن غيري والأرضين السبع في كفة ، ولا إله إلا الله في كفة ، مالت بهن لا إله إلا الله
Wahai Muusaa,seandainya langit yang tujuh serta seluruh penghuninya, selain Aku, dan ketujuh bumi diletakkan dalam satu sisi timbangan dan kalimat Laa ilaaha illaLLooh diletakkan pada sisi lain timbangan, niscaya kalimat Laa ilaaha illaLLooh lebih berat timbangannya)

Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Abdullaah bin ‘Amru, dari Nabi shollallaahu ‘alayhi wa sallam, beliau bersabda:

إنَّ نبيَّ الله نوحًا صلَّى اللهُ عليه وعلى آله وسلَّم لَمَّا حضَرَتْه الوفاةُ، قال لابنه : آمرك بلا إله إلا الله ، فإن السموات السبع والأرضين السبع لو وضعت في كفة ، ولا إله إلا الله فى كفة رجحت بهن لا إله إلا الله ، ولو أن السموات السبع والأرضين السبع كن حلقة مبهمة لقصمتهن لا إله إلا الل
Sungguh, Nabi Nuh berkata kepada anaknya menjelang kematiannya, ‘Aku memerintahkanmu (untuk berpegang teguh dengan) dengan La ilaha illalloh karena seandainya langit yang tujuh dan bumi yang tujuh diletakkan di satu daun timbangan, sementara Laa ilaaha illallah diletakkan di daun timbangan yang lain, niscaya Laa ilaaha illalloh’ lebih berat, dan seandainya langit yang tujuh dan bumi yang tujuh adalah lingkaran besi yang pegal (keras dan padat), niscaya La ilaha ilallah dapat mematahkannya.

Firman Allah: [niscaya ‘La ilaha illallah’ lebih berat] yakni, lebih rajih (lebih kuat dan lebih berat), hal itu karena La ilaha illallooh mengandung penafian terhadap syirik dan tauhid kepada Alloh yang merupakan amal termulia, asas Agama dan millah. Barangsiapa dengan keikhlasan dan keyakinan, mengamalkan tuntutannya, konsekuensinya, hak-haknya, dan dia teguh diatas itu, maka ini merupakan kebaikan yang tidak tertandingi oleh apapun,
 Sebagaimana firman Allah:
إن الذين قالوا ربنا الله ثم استقاموا فلا خوف عليهم ولا هم يحزنون
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqomah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. (Al-Ahqaf : 13)

Dan juga dari ‘Abdullaah bin ‘Amruu secara marfuu’:

يصاح برجل من أمتى على رؤوس الخلائق يوم القيامة فينشر له تسعة وتسعون سجلاً ، كل سجل منها مد البصر

Seorang laki-laki dari ummatku dipanggil dihadapan manusia pada Hari Kiamat, lalu sembilan puluh sembilan buku catatan disebar dihadapannya, setiap buku catatan sepanjang mata memandang.

ثم يقال : أتنكر من هذا شيئا ؟ أظلمك كتبتى الحافظون
Kemudian dikatakan kepadanya: ‘Apakah kamu mengingkari sesuatu dari (catatan) ini? Apakah para malaikatKu yang menuntut (amal perbuatanmu) menzhalimimu?’

فيقول : لا يارب
Maka ia berkata: Tidak, wahai Tuhanku.

فيقال : أفلك عذر أو حسنة ؟

Maka dikatakan kepadanya: ‘Apa kamu mempunyai ‘udzur (atas keburukan tersebut, ed) atau kebaikan (yang dapat menutupi keburukan-keburukan itu, ed)?’
فيهاب الرجل فيقول : لا

Maka laki-laki ini ketakutan, dan ia menjawab: ‘Tidak’

فيقال : بلى إن لك عندنا حسنة وإنه لا ظلم عليك اليوم

Maka dikatakan padanya: ‘Ada, disisi Kami kamu mempunyai satu kebaikan, dan pada hari ini tidak ada kezhaliman atasmu’

فيخرج له بطاقة فيها : أشهد أن لا إله إلا الله وأن محمداً عبده ورسوله

Maka dikelauarkanlah sebuah kartu untuknya yang berisi: ‘asyhadu an laa ilaaha illaLLooh, wa anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh’ (Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan [yang berhak disembah] melainkan Allooh, dan bahwasanya Muhammad adalah hambaNya dan RosulNya)

فيقول يا رب ما هذه البطاقة مع هذه السجلات ؟

Maka ia berkata: Wahai Tuhanku, apalah artinya kartu ini dibandingkan buku-buku catatan ini?

فيقال : إنك لا تظلم

Maka dikatakan padanya: Sesungguhnya kamu tidak akan dizholimi.

فتوضع السجلات في كفة ، والبطاقة في كفة فطاشت السجلات وثقلت البطاقة

Maka buku-buku catatan itu diletakkan dalam satu daun timbangan, sementara kartu itu diletakkan di timbangan yang lain dan buku-buku catatan itu terangkat karena kalah berat oleh kartu tersebut.
Diriwayatkan at-Tirmidziy dan dia menghasankannya; diriwayatkan pula oleh an-Nasaa`iy dan al-Haakim, ia (al-Haakim) berkata: “Shohiih berdasarkan syarat Muslim”. dan adz-Dzahabiy didalam at-Talkhiis berkata: “Shohiih”

"LA ILAHA ILLALLOH " LEBIH BERAT DARI LANGIT DAN BUMI

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم 



DAHSYATNYA "LA ILAHA ILLALLOH " LEBIH BERAT DARI LANGIT DAN BUMI DAN ISINYA

 Firman Allah,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آَمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Alloh dan Rosul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Alloh. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al Hujurot [49] : 15)

Nabi SAW bersabda:

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ
”Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘laa ilaha illalloh’, maka dia akan masuk surga” (HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih no. 1621)

Penjelasan Firman Alloh :

يا موسى لو أن السموات السبع وعامرهن غيري والأرضين السبع في كفة ، ولا إله إلا الله في كفة ، مالت بهن لا إله إلا الله
Wahai Muusaa,seandainya langit yang tujuh serta seluruh penghuninya, selain Aku, dan ketujuh bumi diletakkan dalam satu sisi timbangan dan kalimat Laa ilaaha illaLLooh diletakkan pada sisi lain timbangan, niscaya kalimat Laa ilaaha illaLLooh lebih berat timbangannya)

Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Abdullaah bin ‘Amru, dari Nabi shollallaahu ‘alayhi wa sallam, beliau bersabda:

إنَّ نبيَّ الله نوحًا صلَّى اللهُ عليه وعلى آله وسلَّم لَمَّا حضَرَتْه الوفاةُ، قال لابنه : آمرك بلا إله إلا الله ، فإن السموات السبع والأرضين السبع لو وضعت في كفة ، ولا إله إلا الله فى كفة رجحت بهن لا إله إلا الله ، ولو أن السموات السبع والأرضين السبع كن حلقة مبهمة لقصمتهن لا إله إلا الل
Sungguh, Nabi Nuh berkata kepada anaknya menjelang kematiannya, ‘Aku memerintahkanmu (untuk berpegang teguh dengan) dengan La ilaha illalloh karena seandainya langit yang tujuh dan bumi yang tujuh diletakkan di satu daun timbangan, sementara Laa ilaaha illallah diletakkan di daun timbangan yang lain, niscaya Laa ilaaha illalloh’ lebih berat, dan seandainya langit yang tujuh dan bumi yang tujuh adalah lingkaran besi yang pegal (keras dan padat), niscaya La ilaha ilallah dapat mematahkannya.

Firman Allah: [niscaya ‘La ilaha illallah’ lebih berat] yakni, lebih rajih (lebih kuat dan lebih berat), hal itu karena La ilaha illallooh mengandung penafian terhadap syirik dan tauhid kepada Alloh yang merupakan amal termulia, asas Agama dan millah. Barangsiapa dengan keikhlasan dan keyakinan, mengamalkan tuntutannya, konsekuensinya, hak-haknya, dan dia teguh diatas itu, maka ini merupakan kebaikan yang tidak tertandingi oleh apapun,
 Sebagaimana firman Allah:
إن الذين قالوا ربنا الله ثم استقاموا فلا خوف عليهم ولا هم يحزنون
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqomah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. (Al-Ahqaf : 13)

Dan juga dari ‘Abdullaah bin ‘Amruu secara marfuu’:

يصاح برجل من أمتى على رؤوس الخلائق يوم القيامة فينشر له تسعة وتسعون سجلاً ، كل سجل منها مد البصر

Seorang laki-laki dari ummatku dipanggil dihadapan manusia pada Hari Kiamat, lalu sembilan puluh sembilan buku catatan disebar dihadapannya, setiap buku catatan sepanjang mata memandang.

ثم يقال : أتنكر من هذا شيئا ؟ أظلمك كتبتى الحافظون
Kemudian dikatakan kepadanya: ‘Apakah kamu mengingkari sesuatu dari (catatan) ini? Apakah para malaikatKu yang menuntut (amal perbuatanmu) menzhalimimu?’

فيقول : لا يارب
Maka ia berkata: Tidak, wahai Tuhanku.

فيقال : أفلك عذر أو حسنة ؟

Maka dikatakan kepadanya: ‘Apa kamu mempunyai ‘udzur (atas keburukan tersebut, ed) atau kebaikan (yang dapat menutupi keburukan-keburukan itu, ed)?’
فيهاب الرجل فيقول : لا

Maka laki-laki ini ketakutan, dan ia menjawab: ‘Tidak’

فيقال : بلى إن لك عندنا حسنة وإنه لا ظلم عليك اليوم

Maka dikatakan padanya: ‘Ada, disisi Kami kamu mempunyai satu kebaikan, dan pada hari ini tidak ada kezhaliman atasmu’

فيخرج له بطاقة فيها : أشهد أن لا إله إلا الله وأن محمداً عبده ورسوله

Maka dikelauarkanlah sebuah kartu untuknya yang berisi: ‘asyhadu an laa ilaaha illaLLooh, wa anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh’ (Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan [yang berhak disembah] melainkan Allooh, dan bahwasanya Muhammad adalah hambaNya dan RosulNya)

فيقول يا رب ما هذه البطاقة مع هذه السجلات ؟

Maka ia berkata: Wahai Tuhanku, apalah artinya kartu ini dibandingkan buku-buku catatan ini?

فيقال : إنك لا تظلم

Maka dikatakan padanya: Sesungguhnya kamu tidak akan dizholimi.

فتوضع السجلات في كفة ، والبطاقة في كفة فطاشت السجلات وثقلت البطاقة

Maka buku-buku catatan itu diletakkan dalam satu daun timbangan, sementara kartu itu diletakkan di timbangan yang lain dan buku-buku catatan itu terangkat karena kalah berat oleh kartu tersebut.
Diriwayatkan at-Tirmidziy dan dia menghasankannya; diriwayatkan pula oleh an-Nasaa`iy dan al-Haakim, ia (al-Haakim) berkata: “Shohiih berdasarkan syarat Muslim”. dan adz-Dzahabiy didalam at-Talkhiis berkata: “Shohiih”
Load Comments

Subscribe Our Newsletter