Halaman

    Social Items


TAFSIR  AYAT "YAA AYYUHANNAAS" QS. AL-ISRAA' AYAT 89 dan QS. AL-KAHFI AYAT 54-55.

Pada Surat Al-Israa’ ayat ke 89:

وَلَقَدْ صَرَّفْنَا لِلنَّاسِ فِي هَٰذَا الْقُرْآنِ مِن كُلِّ مَثَلٍ فَأَبَىٰ أَكْثَرُ النَّاسِ إِلَّا كُفُورًا

Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulang kepada manusia dalam Al-Qur’an ini tiap-tiap macam perumpamaan, tapi kebanyakan manusia tidak menyukai kecuali mengingkari(nya).”


Tafsir Al Jalalayn dari surat Al-Israa’ ayat ke 89 diatas adalah:

Dan sesungguhnya Kami telah jelaskan) telah Kami terangkan (kepada manusia dalam Alquran ini tiap-tiap macam perumpamaan) lafal min kulli matsalin menjadi sifat bagi lafal yang tidak disebutkan artinya, contoh dari setiap perumpamaan supaya mereka mengambil pelajaran darinya (tapi kebanyakan manusia tidak mau) yakni penduduk Mekah (kecuali mengingkarinya) mengingkari kebenaran yang dibawanya.

Sedangkan pada Surat Al-Kahfi ayat 54-55 berbunyi:

وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِي هَٰذَا الْقُرْآنِ لِلنَّاسِ مِن كُلِّ مَثَلٍ وَكَانَ الْإِنسَانُ أَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلًا
وَمَا مَنَعَ النَّاسَ أَن يُؤْمِنُوا إِذْ جَاءَهُمُ الْهُدَىٰ وَيَسْتَغْفِرُوا رَبَّهُمْ إِلَّا أَن تَأْتِيَهُمْ سُنَّةُ الْأَوَّلِينَ أَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ قُبُلًا

Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al-Qur’an ini bermacam-macam perumpamaan, dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. Dan tidak ada sesuatupun yang menghalangi manusia dari beriman, ketika petunjuk telah datang kepada mereka, dan memohon ampun kepada Tuhannya, kecuali (keinginan menanti) datangnya hukum (Allah yang telah berlaku pada) umat-umat yang dahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata.”

Tafsir Al Jalalayn dari surat Al-Israa’ ayat ke 89 diatas adalah: 

(Dan sesungguhnya Kami telah menjelaskan) (bagi manusia dalam Alquran ini bermacam-macam perumpamaan) lafal Min Kulli Matsalin berkedudukan menjadi sifat daripada lafal yang tidak disebutkan, artinya: suatu perumpamaan dari setiap jenis perumpamaan, supaya mereka mengambil pelajaran daripadanya. (Dan manusia adalah makhluk) yakni orang kafir (yang paling banyak membantah) paling banyak permusuhannya dalam kebatilan; lafal Jadalan adalah Tamyiz yang dipindahkan dari Isim Kaana. Maknanya: Permusuhan yang paling banyak dilakukan oleh manusia adalah dalam hal kebatilan.

(Dan tidak ada sesuatu pun yang menghalangi manusia) orang-orang kafir Mekah (untuk beriman) menjadi Maf'ul Tsani atau subjek kedua (ketika petunjuk telah datang kepada mereka) yakni Alquran (dan memohon ampun kepada Rabbnya, kecuali datang kepada mereka hukum Allah yang telah berlaku pada umat-umat terdahulu) lafal Sunnatul Awwalin berkedudukan menjadi Fa'il atau objek, artinya: datang kepada mereka kebinasaan Kami, yaitu kebinasaan yang telah ditentukan bagi mereka (atau datang azab atas mereka dengan nyata) secara terang-terangan, yaitu kekalahan mereka dalam perang Badar. Menurut qiraat yang lain dibaca Qubulan sebagai bentuk jamak dari kata Qabilun artinya bermacam-macam.


Tafsir Mudah dan Kandungan Dua Ayat tersebut adalah:

  1. Ayat ini adalah seruan untuk seluruh manusia tanpa pandang agama, suku, ras, warna kulit dan bangsa.
  2. Dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat perumpamaan.
  3. Perumpamaan orang baik dan orang jahat, tauhid dan syirik, hakikat kehidupan dunia, halal dan haram, haq dan batil dan segala perumpamaan yang mendekatkan pemahaman kita.
  4. Diantara fungsi perumpamaan adalah untuk memperjelas permasalahan dengan contoh nyata agar kita semua menghayati dan memikirkannya.
  5. Perumpamaan yang ada dalam Al-Qur’an adalah perumpamaan untuk perkara-perkara besar dan masalah-masalah yang agung dan penting.
  6. Kebanyakan manusia mengingkari kebenaran dan menolak yang haq dikarenakan kebodohan, kesombongan dan keengganan mereka untuk menuntut ilmu yang bersumber dari wahyu Allah.
  7. Manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah padahal tidak selayaknya mereka melakukan hal itu, yang demikian ini dikarenakan pembangkangan dan pengingkaran serta tidak adanya iman dan kurangnya ilmu mereka.
  8. Apabila manusia tidak mau beriman padahal telah datang kepada mereka petunjuk untuk membedakan yang haq dan batil dan telah datang pula kepada mereka keterangan-keterangan yang jelas akan tetapi mereka tetap menolaknya dengan kedzaliman dan kesombongan pastilah datang kepada mereka Sunnatullah.
  9. Sunnatullah adalah hukum dan ketetapan Allah kepada umat-umat terdahulu yang tidak mau beriman yaitu dengan memberikan peringatan akan turunnya adzab atau Allah langsung mengadzab mereka apabila mereka tidak memohon ampunan dan taubat kepadaNya.
  10. Ayat ini menganjurkan kepada kita semua agar beriman dan selalu beristighfar memohon ampunan kepada Allah dan selalu bertaubat kepadaNya agar kita selamat dari adzab dan bencana.
  11. Apabila adzab telah datang maka tak ada satupun yang mampu menolaknya.


Begitulah tafsir sederhana dari ayat-ayat diatas yang bisa di pahami. Semoga menambah wawasan dan pemahaman kita untuk semakin rajin mentadaburi dan mengamalkan kandungan Al Qur'an

TAFSIR AYAT "YAA AYYUHANNAAS" QUR'AN SURAT AL-ISRAA AYAT 89 dan QUR'AN SURAT AL-KAHFI AYAT 54-55.


TAFSIR  AYAT "YAA AYYUHANNAAS" QS. AL-ISRAA' AYAT 89 dan QS. AL-KAHFI AYAT 54-55.

Pada Surat Al-Israa’ ayat ke 89:

وَلَقَدْ صَرَّفْنَا لِلنَّاسِ فِي هَٰذَا الْقُرْآنِ مِن كُلِّ مَثَلٍ فَأَبَىٰ أَكْثَرُ النَّاسِ إِلَّا كُفُورًا

Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulang kepada manusia dalam Al-Qur’an ini tiap-tiap macam perumpamaan, tapi kebanyakan manusia tidak menyukai kecuali mengingkari(nya).”


Tafsir Al Jalalayn dari surat Al-Israa’ ayat ke 89 diatas adalah:

Dan sesungguhnya Kami telah jelaskan) telah Kami terangkan (kepada manusia dalam Alquran ini tiap-tiap macam perumpamaan) lafal min kulli matsalin menjadi sifat bagi lafal yang tidak disebutkan artinya, contoh dari setiap perumpamaan supaya mereka mengambil pelajaran darinya (tapi kebanyakan manusia tidak mau) yakni penduduk Mekah (kecuali mengingkarinya) mengingkari kebenaran yang dibawanya.

Sedangkan pada Surat Al-Kahfi ayat 54-55 berbunyi:

وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِي هَٰذَا الْقُرْآنِ لِلنَّاسِ مِن كُلِّ مَثَلٍ وَكَانَ الْإِنسَانُ أَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلًا
وَمَا مَنَعَ النَّاسَ أَن يُؤْمِنُوا إِذْ جَاءَهُمُ الْهُدَىٰ وَيَسْتَغْفِرُوا رَبَّهُمْ إِلَّا أَن تَأْتِيَهُمْ سُنَّةُ الْأَوَّلِينَ أَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ قُبُلًا

Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al-Qur’an ini bermacam-macam perumpamaan, dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. Dan tidak ada sesuatupun yang menghalangi manusia dari beriman, ketika petunjuk telah datang kepada mereka, dan memohon ampun kepada Tuhannya, kecuali (keinginan menanti) datangnya hukum (Allah yang telah berlaku pada) umat-umat yang dahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata.”

Tafsir Al Jalalayn dari surat Al-Israa’ ayat ke 89 diatas adalah: 

(Dan sesungguhnya Kami telah menjelaskan) (bagi manusia dalam Alquran ini bermacam-macam perumpamaan) lafal Min Kulli Matsalin berkedudukan menjadi sifat daripada lafal yang tidak disebutkan, artinya: suatu perumpamaan dari setiap jenis perumpamaan, supaya mereka mengambil pelajaran daripadanya. (Dan manusia adalah makhluk) yakni orang kafir (yang paling banyak membantah) paling banyak permusuhannya dalam kebatilan; lafal Jadalan adalah Tamyiz yang dipindahkan dari Isim Kaana. Maknanya: Permusuhan yang paling banyak dilakukan oleh manusia adalah dalam hal kebatilan.

(Dan tidak ada sesuatu pun yang menghalangi manusia) orang-orang kafir Mekah (untuk beriman) menjadi Maf'ul Tsani atau subjek kedua (ketika petunjuk telah datang kepada mereka) yakni Alquran (dan memohon ampun kepada Rabbnya, kecuali datang kepada mereka hukum Allah yang telah berlaku pada umat-umat terdahulu) lafal Sunnatul Awwalin berkedudukan menjadi Fa'il atau objek, artinya: datang kepada mereka kebinasaan Kami, yaitu kebinasaan yang telah ditentukan bagi mereka (atau datang azab atas mereka dengan nyata) secara terang-terangan, yaitu kekalahan mereka dalam perang Badar. Menurut qiraat yang lain dibaca Qubulan sebagai bentuk jamak dari kata Qabilun artinya bermacam-macam.


Tafsir Mudah dan Kandungan Dua Ayat tersebut adalah:

  1. Ayat ini adalah seruan untuk seluruh manusia tanpa pandang agama, suku, ras, warna kulit dan bangsa.
  2. Dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat perumpamaan.
  3. Perumpamaan orang baik dan orang jahat, tauhid dan syirik, hakikat kehidupan dunia, halal dan haram, haq dan batil dan segala perumpamaan yang mendekatkan pemahaman kita.
  4. Diantara fungsi perumpamaan adalah untuk memperjelas permasalahan dengan contoh nyata agar kita semua menghayati dan memikirkannya.
  5. Perumpamaan yang ada dalam Al-Qur’an adalah perumpamaan untuk perkara-perkara besar dan masalah-masalah yang agung dan penting.
  6. Kebanyakan manusia mengingkari kebenaran dan menolak yang haq dikarenakan kebodohan, kesombongan dan keengganan mereka untuk menuntut ilmu yang bersumber dari wahyu Allah.
  7. Manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah padahal tidak selayaknya mereka melakukan hal itu, yang demikian ini dikarenakan pembangkangan dan pengingkaran serta tidak adanya iman dan kurangnya ilmu mereka.
  8. Apabila manusia tidak mau beriman padahal telah datang kepada mereka petunjuk untuk membedakan yang haq dan batil dan telah datang pula kepada mereka keterangan-keterangan yang jelas akan tetapi mereka tetap menolaknya dengan kedzaliman dan kesombongan pastilah datang kepada mereka Sunnatullah.
  9. Sunnatullah adalah hukum dan ketetapan Allah kepada umat-umat terdahulu yang tidak mau beriman yaitu dengan memberikan peringatan akan turunnya adzab atau Allah langsung mengadzab mereka apabila mereka tidak memohon ampunan dan taubat kepadaNya.
  10. Ayat ini menganjurkan kepada kita semua agar beriman dan selalu beristighfar memohon ampunan kepada Allah dan selalu bertaubat kepadaNya agar kita selamat dari adzab dan bencana.
  11. Apabila adzab telah datang maka tak ada satupun yang mampu menolaknya.


Begitulah tafsir sederhana dari ayat-ayat diatas yang bisa di pahami. Semoga menambah wawasan dan pemahaman kita untuk semakin rajin mentadaburi dan mengamalkan kandungan Al Qur'an
Load Comments

Subscribe Our Newsletter