بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
MERASA PUAS DENGAN TAQDIRNYA ALLOH--
Firman Alloh :
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ (207)
“Dan di antara manusia ada yang mengorbankan dirinya untuk meraih ridho Alloh swt. Dan adalah Alloh Maha Penyantun terhadap hamba-hamba-Nya”. (QS 2: 207)
Nabi Muhammad SAW:
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
“Barangsiapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya (pada diri, keluarga dan masyarakatnya), diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya.” (HR. Tirmidzi, no. 2346; Ibnu Majah, no. 4141. Abu ’Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan )
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash rodhiyallahu ‘anhuma, Rosululloh shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ
“Sungguh sangat beruntung orang yang telah masuk Islam, diberikan rizki yang cukup dan Alloh mengaruniakannya sifat qana’ah (merasa puas) dengan apa yang diberikan kepadanya.” (HR. Muslim, no. 1054).
Sayyid Quthb dalam tafsir Dzilalnya. Pelajaran tentang dua tipe manusia sepanjang zaman; seorang munafik yang menjadikan seluruh hidupnya demi kepentingan dunia dan seorang mukmin yang benar yang menggadaikan totalitas hidupnya untuk Alloh, tanpa tersisa sedikitpun untuk selain-Nya. Maka secara spesifik di ayat selanjutnya Alloh mengarahkan orang-orang yang beriman agar menjadikan totalitas hidupnya dalam kerangka berIslam secara utuh tanpa ada keraguan sedikit pun.