Halaman

    Social Items

ZUHUD DAN WARA'

بِسۡـــــــــمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيم



ZUHUD DAN WARA'


Zuhud adalah meninggalkan semangat untuk meraih hal yang tidak bermanfaat bagi akhirot, sedangkan Wara’ :adalah meninggalkan hal-hal yang dapat membahayakan nasib kita di akhirot

Alloh jelaskan dalam al-Quran melalui ayat-Nya,

لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

“(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan bersedih terhadap apa yang tidak kamu dapatkan, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Alloh tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Al-Hadid: 23)”

Apa Zuhudnya Nabi Muhammad SAW ?

Berikut beberapa sabda Rosululloh SAW tentang zuhud : 
Sabda Beliau dalam hadist shohih: “Seandainya aku memiliki emas sebesar gunung uhud, tak akan membuatku bahagia jika emas itu harus menetap ditempatku selama tiga hari. Akan aku bagikan sekian dan sekian, kecuali sedikit aku gunakan untuk membayar utangku”.

Alloh SWT pernah menawari Rosululloh s.a.w dua buah gunung untuk di ubah menjadi emas dan perak. Itu terjadi sepulangnya Rosul dari Thaif dalam keadaan bersedih dan murung. Akan tetapi, Rosululloh menjawab, “Tidak, Tuhanku, sehari saja kenyang, aku sudah memuji-Mu. Yang sedikit dan cukup itu lebih baik dari pada yang banyak tapi melenakan”.

Sabda Rosululloh kepada Umar r.a saat dia masuk ke tempat Rosululloh dan menemukan Beliau tengah berbaring di atas kasur yang terbuat dari serabut. Menyaksikan itu, Umar berkata kepada beliau, “Kisra dan Kaisar tidur begini dan begitu, sementar engkau, Rosululloh, engkau hanya tidur begitu”

Rosululloh menjawab: “Untuk apa bagiku dunia, Umar. Aku di dunia ini ibarat seorang penunggang yang berteduh di bawah pohon, kemudian setelah itu meninggalkannya dan pergi”.

Zuhud dapat dibagi atas tiga tingkatan yaitu:

  1. Derajat pertama (terendah) adalah menghindari dunia padahal hatinya sangat berkeinginan dan sangat tertarik, akan tetapi berusaha sekuat-kuatnya untuk menghindarinya dan merasa cukup dengan yang sudah dimiliki.
  2. Derajat kedua yaitu meninggalkan keduniaan karena pandangan rendah dan hina terhadap orang yang rakus dan tamak terhadap harta.
  3. Derajat ketiga adalah meninggalkan dunia karena zuhud semata karena adanya pandangan bahwa dunia tidak berarti sedikitpun dibandingkan dengan kenikmatan akhirat. Jadi zuhud bukan berarti tidak memiliki harta benda, tapi zuhud adalah meninggalkan ketergantungan hati kepada hal-hal yang bersifat duniawi. Dengan demikian, ada dan tidak adanya harta benda, perasaan dan hatinya tetap sama, tidak terpengaruh.
Load Comments

Subscribe Our Newsletter