ONE DAY ONE QUR'AN
CIRI-CIRINYA ULAMA' PEWARIS NABI
Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman,
ثُمَّ أَوۡرَثۡنَا ٱلۡكِتَٰبَ ٱلَّذِينَ ٱصۡطَفَيۡنَا مِنۡ عِبَادِنَاۖ
“Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba kami.” (Fathir: 32)
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَاراً وَلاَ دِرْهَماً إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنَ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu. Barang siapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. al-Imam at-Tirmidzi)
Contoh-Contoh Ulama Rabbani
Pembahasan ini bukan membatasi mereka akan tetapi sebagai permisalan hidup ulama walau mereka telah menghadap Alloh subhanahu wa ta’ala. Mereka hidup dengan jasa-jasa mereka terhadap Islam dan muslimin dan mereka hidup dengan karya-karya peninggalan mereka.
Generasi sahabat yang langsung dipimpin oleh empat kholifah ar- Rosyidin: Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman, dan ‘Ali rodhiallahu ‘anhum
Generasi tabiin dan di antara tokoh mereka adalah Sa’id bin al- Musayyib (meninggal setelah tahun 90 H), ‘Urwah bin az-Zubair (meninggal tahun 93 H), ‘Ali bin Husain Zainal Abidin (meninggal tahun 93 H), Muhammad bin al-Hanafiyyah (meninggal tahun 80 H), ‘Ubaidullah bin Abdullah bin ‘Utbah bin Mas’ud (meninggal tahun 94 H atau setelahnya), Salim bin Abdullah bin ‘Umar (meninggal tahun 106 H), al-Hasan al-Basri (meninggal tahun 110 H), Muhammad bin Sirin (meninggal tahun 110 H), ‘Umar bin Abdul ‘Aziz (meninggal tahun 101 H), dan Muhammad bin Syihab az-Zuhri (meninggal tahun 125 H).
Generasi atba’ at-tabi’in dan di antara tokoh-tokohnya adalah Al- Imam Malik (179 H), al-Auza’i (107 H), Sufyan bin Sa’id ats-Tsauri (161 H), Sufyan bin ‘Uyainah (198 H), Ismail bin ‘Ulayyah (193 H), al-Laits bin Sa’d (175 H), dan Abu Hanifah an-Nu’man (150 H).
Generasi setelah mereka, di antara tokohnya adalah Abdullah bin al-Mubarak (181 H), Waki’ bin Jarrah (197 H), Muhammad bin Idris asy- Syafi’i (203 H), Abdurrahman bin Mahdi (198 H), Yahya bin Sa’id al- Qaththan (198 H), dan ‘Affan bin Muslim (219 H).
Murid-murid mereka, di antara tokohnya adalah al-Imam Ahmad bin Hanbal (241 H), Yahya bin Ma’in (233 H), dan ‘Ali bin al-Madini (234 H).
Murid-murid mereka seperti al-Imam Bukhori (256 H), al-Imam Muslim (261 H), Abu Hatim (277 H), Abu Zur’ah (264 H), Abu Dawud (275 H), at-Tirmidzi (279 H), dan an-Nasai (303 H).
Generasi setelah mereka, di antaranya Ibnu Jarir (310 H), Ibnu Khuzaimah (311 H), ad-Daruquthni (385 H), al-Khathib al-Baghdadi (463 H), dan Ibnu Abdil Bar an-Numairi (463 H).
Generasi setelah mereka, di antaranya adalah Abdul Ghani Al- Maqdisi, Ibnu Qudamah (620 H), Ibnu Shalah (643 H), Ibnu Taimiyah (728 H), al-Mizzi (743 H), adz-Dzahabi (748 H), dan Ibnu Katsir (774 H), berikut para ulama yang semasa mereka atau murid-murid mereka yang mengikuti manhaj mereka dalam berpegang dengan al-Qur’an dan as-Sunnah sampai pada hari ini.
Contoh ulama di masa ini adalah asy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz, asy- Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin, asy-Syaikh Muhammad Aman al-Jami, asy-Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i, dan selain mereka dari ulama yang telah meninggal di masa kita. Berikutnya asy-Syaikh Ahmad bin Yahya an-Najmi, asy-Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan, asy-Syaikh Zaid al-Madkhali, asy-Syaikh Abdul ‘Aziz Alu Syaikh, asy-Syaikh Abdul Muhsin al-‘Abbad, asy-Syaikh al-Ghudayyan, asy-Syaikh Shalih al-Luhaidan, asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali, asy-Syaikh Shalih as-Suhaimi, asy-Syaikh ‘Ubaid al-Jabiri, dan selain mereka yang mengikuti langkah-langkah mereka di atas manhaj Salaf. (Makanatu Ahli Hadits karya asy-Syaikh Rabi bin Hadi al-Madkhali; Wujub Irtibath bi Ulama)