BID'AH VS SUNNAH
BID'AH BIANG KEROK PERPECAHAN SUNNAH SIMBOL PERSATUAN
3.Āli 'Imrān : 103
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Alloh, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Alloh kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, lalu Alloh mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Alloh menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Alloh menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.
Ibn Abbas r.a berkata:
“ Tidak akan datang suatu zaman kepada manusia, kecuali pada zaman itu semua orang mematikan sunnah dan menghidupkan bid’ah, hingga matilah sunnah dan hiduplah bid’ah. tidak akan ada orang yang berusaha mengamalkan sunnah dan mengingkari bid’ah, kecuali orang tersebut diberi kemudahan oleh Alloh di dalam menghadapi segala kecaman manusia yang diakibatkan karena perbuatannya yang tidak sesuai dengan keinginan mereka serta karena ia berusaha melarang mereka melakukan apa yang sudah dibiasakan oleh mereka, dan barangsiapa yang melakukan hal tersebut, maka Alloh akan membalasnya dengan berlipat kebaikan di alam Akhirat ”.(al- Aqriman y hal 315 dalam al- Mawa’idz; Pangrodjong Nahdlatoel ‘Oelama Tasikmalaya, Th. 1933, No. 18, hal.286)
Mujahid rohimahullohu ta’ala ketika menafsirkan ayat di atas berkata : “Jalan-jalan dengan aneka macam bid’ah dan syubhat.” (Jami’ul Bayan V/88)
Setelah menyebutkan beberapa dalil-dalil bahwa bid’ah adalah pemecah belah ummat, Imam Asy- Syatibi rohimahullohu ta’ala berkata : “Semua bukti dan dalil ini menunjukan bahwa *munculnya perpecahan dan permusuhan adalah ketika munculnya kebid’ahan.”*(Al-I’tisham, I/157) Oleh sebab itulah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahullohuta’ala pernah mengungkapkan kalimat yang indah,beliau berkata : "Bid’ah itu identik dengan perpecahan, sebagaimana sunnah identik dengan persatuan.” (al- Istiqamah, I/42).
Syaikh Abdullah al-Ubailan hafizhahulloh berkata, "Dengan tiga perkara berikut ini, maka persatuan itu akan terlaksana; [1] aqidah yang sahihah, [2] kembali kepada al-Kitab dan as-Sunnah ketika berselisih, [3] taat kepada ulil amri (umara/ulama) serta selalu menginginkan kebaikan bagi mereka dan menasehati dengan cara yang bijak (al-Ishbah, hal. 84).
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rohimahulloh berkata, “Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa agama memerintahkan untuk bersatu dan bersepakat, dan agama ini melarang tindak perpecah-belahan dan persengketaan bagi segenap pemeluk agama (Islam), dalam seluruh persoalan agama; yang pokok maupun yang cabang…” (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 285)
Suatu ketika, Ibnu Abbas rodhiyallohu’anhuma ditanya, “Kamu berada di atas millah Ali atau millah Utsman?”. Maka beliau menjawab, “Bahkan, saya berada di atas millah Rosululloh shollallahu ‘alaihi wa sallam.” (dinukil dari al-Ishbah, hal. 86)
Rosululloh shlllallohu ‘alaihi wa sallam:
فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي
Artinya: “Barangsiapa yang membenci sunnahku maka bukan termasuk golonganku.” (HR. Al-Bukhory dan Muslim)