JAMAAH YANG BENAR ITU PENGIKUT ROSULULLOH DAN PARA SAHABAT --Rasul teladan terbaik, terjemahan dari istilah uswah hasanah dalam Aquran. Ungkapan ini terdapat pada tiga tempat. dalam Alquran: surah al-Mumtahinah ayat 4 yang menyatakan, pribadi Nabi Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya terdapat suri teladan yang baik.
Surah yang sama ayat 6 menyatakan, bahwa pribadi Nabi Ibrahim dan umatnya terdapat suri teladan yang baik. Surah al-Ahzab 21 menyatakan, pada diri Nabi Muhammad SAW terdapat suri teladan yang baik.
Ayat terakhir ini berbunyi: “Laqad kaana lakum fi Rasulillah uswatun hasanah liman kaana yarjullaah wal yaumal akhir wazakarallaaha katsiira’ ‘Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari akhir, dan yang banyak mengingat Allah’.
Apakah yang diteladani mencakup totalitas kepribadian beliau atau sebagian saja, yang berkenaan masalah ibadah/agama atau juga menyangkut masalah dunia.
Terkait masalah ini ditemukan beberapa pendapat yang menyatakan seluruh kepribadian Rasul secara totalitas harus diteladani. Ada lagi menyebutkan, dalam diri beliau terdapat kepribadian yang ‘patut’ diteladani, mengesankan ‘hanya sebagian’ yang perlu diteladani. Ada pula yang berkenaan dengan masalah ibadah/agama, sementara masalah dunia hanya dianjurkan.
An-Nisā : 115
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
Dan barang siapa menentang Rosul (Muhammad) setelah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan dia dalam kesesatan yang telah dilakukannya itu dan akan Kami masukkan dia ke dalam Neraka Jahanam, dan itu seburuk-buruk tempat kembali.
Āli 'Imron : 31
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah (Muhammad), "Jika kamu mencintai Alloh, ikutilah aku,niscaya Alloh mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." Alloh Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Abdullah bin Mas’ud rodhiyallohu ‘anhu mengatakan, “Barangsiapa hendak mengambil teladan maka teladanilah orang-orang yang telah meninggal. Mereka itu adalah para sahabat Muhammad sholllallohu ‘alaihi wa sallam. Mereka adalah orang-orang yang paling baik hatinya di kalangan umat ini. Ilmu mereka paling dalam serta paling tidak suka membeban-bebani diri. Mereka adalah suatu kaum yang telah dipilih oleh Alloh guna menemani Nabi-Nya shollallohu ‘alaihi wa sallam dan untuk menyampaikan ajaran agama-Nya. Oleh karena itu tirulah akhlak mereka dan tempuhlah jalan-jalan mereka, karena sesungguhnya mereka berada di atas jalan yang lurus.” (Al Wajiz fi ‘Aqidati Salafish shalih, hal. 198)
Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
خَيْرَ أُمَّتِـي قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
“Sebaik-baik umatku adalah pada masaku. Kemudian orang-orang yang setelah mereka (generasi berikutnya), lalu orang-orang yang setelah mereka.” (Shohih Al-Bukhori, no. 3650)
Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُناَ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan satu amal yang tidak ada dasar perintah kami, maka tertolak.” (Shahih Al-Bukhori no. 2697 dan Shahih Muslim, 1718)
Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda pula dalam hadits Al-Irbadh bin Sariyah rodhiyallohu ‘anhu yang diriwayatkan Ahlu Sunan dan dishohihkan At-Tirmidzi rohimahullohu:
إِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِـي وَسُنَّةِ الْـخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْـمَهْدِيِّينَ مِنْ بَعْدِي تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
“Sesungguhnya kalian akan hidup setelahku, kalian akan mendapati banyak perselisihan. Maka, pegang teguh sunnahku dan sunnah khulafa ar-rasyidin yang mendapat petunjuk setelahku. Pegang teguh sunnah dan gigit dengan gerahammu. Dan hati-hatilah dari perkara yang diada-adakan, karena setiap bid’ah itu sesat.” (HR. At-Tirmidzi no. 2676) [Lihat Majmu’ah Al-Fatawa,1/4]
Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ، إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءَ، إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَـمْ يُوَرِّثُوا دِيْنَارًا وَلاَ دِرْهَمًا، إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Dan keutamaan seorang alim dibanding seorang ahli ibadah, bagai rembulan atas seluruh bintang. Sesungguhnya ulama itu pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan dinar dan dirham, (tetapi) mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa mampu mengambilnya, berarti dia telah mengambil keberuntungan yang banyak.” (Sunan At-Tirmidzi, no. 2682, Sunan Abi Dawud no. 3641, Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu menshahihkan hadits ini)
Akhlak Rasulullah SAW amat indah, baik dalam hubungan bersama Allah SWT dan makhluk lainnya. Untuk itu mengambil suri tauladan dari Rosulullah amatlah diutamakan daripada mengambil dari orang-orang terkenal saat ini.